Perselisihan Suku Hutan Menentukan Tahun Baru

Dahulu kala, terdapat dua suku yang tinggal di hutan yang lebat di belahan dunia yang masih belum tersentuh peradaban manusia modern. Suku ini dikenal dengan nama Suku Harimau dan Suku Ular. Mereka melakukan segala bentuk kehidupan yang tidak jauh berbeda dari manusia modern, hanya dalam ukuran dan konteks yang berbeda.

Ketika tahun beralih, masing-masing suku memiliki cara unik mereka sendiri untuk merayakannya. Suku Harimau menyambut matahari terbit tahun baru dengan serangkaian lompatan dan penghormatan yang atraktif. Sementara itu, Suku Ular melakukan tarian spiral bulan yang rumit di bawah sinar bulan. Kedua ritual ini saling tumpang-tindih, menciptakan perselisihan antara kedua suku.

“Kalian harus menghormati tradisi kami!” seru pemimpin Suku Harimau pada Suku Ular.

“Dan kalian harus menghargai warisan kami!” jawab pemimpin Suku Ular balik.

Debat berkepanjangan serta perselisihan ini memecah belah hutan menjadi dua, merusak harmoni yang ada. Berita tentang perselisihan tersebut sampai kepada Dewi Hutan, entitas yang mengawasi seluruh hutan.

Dewi Hutan lalu memutuskan untuk berbicara dengan kedua suku, “Saya telah mendengar tentang perselisihan kalian. Tidak ada gunanya berdebat. Tahun baru adalah waktunya persatuan, bukan memecah belah. Oleh karena itu, saya membuat keputusan. Pada tahun baru selanjutnya, suku yang bisa memberikan hadiah terbaik bagi hutan dan penghuninya, akan menentukan cara kita merayakan.”

Setelah satu tahun berlalu, kedua suku telah mempersiapkan hadiah mereka. Suku Harimau memberikan air terjun yang luar biasa, mengalihkan sungai untuk mengisi sebagian hutan yang kering. Sementara itu, Suku Ular menanam seribu pohon baru, memperkaya hutan dengan kehidupan baru.

Dewi Hutan melihat kedua hadiah tersebut dan tersenyum, “Kalian telah berbuat baik untuk hutan ini. Oleh karena itu, tradisi kalian akan dimasukkan dalam perayaan tahun baru. Suku Harimau akan memulai dengan melompat ke air terjun yang indah milik mereka, dan Suku Ular akan menyelesaikan perayaan dengan tarian bulan mereka di bawah pohon-pohon baru.”

Sejak itu, kedua suku memulai tahun baru bersama-sama, dalam harmoni dan dengan rasa hormat terhadap satu sama lain. Dan hutan itu sendiri menjadi lebih kaya dan lebih sejahtera dari sebelumnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *