Ritual Malam Satu Suro Versi Jawa dan Amalan Islam

Asal-usul Reog Kendang Tulungagung dari Legenda Dewi Kilisuci, Joko Lodra dan Singa Lodra
Asal-usul Reog Kendang Tulungagung dari Legenda Dewi Kilisuci, Joko Lodra dan Singa Lodra

Ritual Malam Satu Suro di Jawa

Ritual Malam Satu Suro di Jawa adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa pada malam pertama bulan Muharram dalam kalender Hijriyah. Ritual ini bertujuan untuk menghormati leluhur, memohon keselamatan, dan menyucikan diri dari segala dosa dan kotoran. Ritual ini biasanya melibatkan berbagai macam kegiatan, seperti ziarah kubur, mandi di sungai atau sumber air, membakar dupa dan kemenyan, membaca doa dan dzikir, serta melakukan sesaji atau persembahan. Ritual ini diyakini dapat meningkatkan keberkahan, kesehatan, dan kemakmuran bagi yang melakukannya.

Ritual Malam Satu Suro di Jawa memiliki akar sejarah yang panjang dan kompleks. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ritual ini berasal dari zaman kerajaan Mataram Islam, yang dipimpin oleh Sultan Agung pada abad ke-17. Sultan Agung adalah seorang penguasa yang menggabungkan unsur-unsur Islam, Hindu-Buddha, dan kejawen dalam pemerintahannya. Ia juga memperkenalkan kalender Jawa yang merupakan perpaduan antara kalender Hijriyah dan Saka. Malam Satu Suro menjadi salah satu hari penting dalam kalender Jawa, karena menandai awal tahun baru Islam dan juga awal musim hujan.

Ritual Malam Satu Suro di Jawa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, sosial, dan politik. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, ritual ini menjadi salah satu bentuk perlawanan dan identitas bagi masyarakat Jawa yang tertindas. Pada masa kemerdekaan Indonesia, ritual ini menjadi salah satu cara untuk melestarikan tradisi dan nilai-nilai lokal yang terancam oleh modernisasi dan globalisasi. Pada masa sekarang, ritual ini masih dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang agama, etnis, dan kelas sosial. Ritual ini menjadi salah satu simbol dari keragaman dan toleransi yang ada di masyarakat Jawa.

Pawai Taaruf BMQ At-Tartil Cabang Jombang di Dempok Tahun 2017
Pawai Taaruf BMQ At-Tartil Cabang Jombang di Dempok Tahun 2017

Amalan Ibadah Malam Tahun Baru Islam

Malam tahun baru Islam adalah malam yang penuh berkah dan keutamaan. Malam ini adalah malam pertama dari bulan Muharram, yang merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam Islam. Bulan Muharram juga disebut sebagai bulan Allah, karena di dalamnya terdapat banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, syahadah Imam Husain RA di Karbala, dan lain-lain.

Salah satu amalan ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam tahun baru Islam adalah puasa sunnah. Puasa sunnah pada bulan Muharram memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR. Muslim). Puasa sunnah pada bulan Muharram bisa dilakukan selama satu bulan penuh, atau minimal pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram) dan hari Tasu’a (tanggal 9 Muharram).

Selain puasa sunnah, amalan ibadah lain yang bisa dilakukan pada malam tahun baru Islam adalah shalat tahajud, shalat hajat, shalat istikharah, dan shalat taubat. Shalat-shalat ini bisa membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa kita, meminta petunjuk dan bimbingan-Nya dalam menghadapi tahun baru, dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Shalat-shalat ini juga bisa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita sebagai seorang muslim.

Selanjutnya, amalan ibadah yang tidak kalah penting untuk dilakukan pada malam tahun baru Islam adalah membaca Al-Quran, dzikir, doa, dan tahlil. Membaca Al-Quran adalah salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah SWT. Dengan membaca Al-Quran, kita bisa menghayati makna-makna ayat-ayat-Nya yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kehidupan kita. Dzikir, doa, dan tahlil adalah cara-cara untuk mengingat Allah SWT, memohon rahmat dan ridha-Nya, serta mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia.

Dengan melakukan amalan-amalan ibadah tersebut pada malam tahun baru Islam, insya Allah kita akan mendapatkan banyak kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, memberikan kita hidayah dan taufik-Nya, serta menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang shaleh dan shalehah. Aamiin.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *