Sang Mahapatih sedang Galau

Di suatu kerajaan Jawa pada zaman dahulu kala, ada seorang Mahapatih bernama Rangga. Ia dikenal sebagai orang bijaksana dan berbakat dalam memimpin. Rangga bisa berbicara dari hati ke hati dalam urusan negara dan juga personal, sehingga ia dihormati oleh rakyat dan bangsawan.

Kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Chinta Amarta memang sedang berada di puncak kejayaan. Namun, suatu ketika Rangga, sang Mahapatih mulai mengalami kesulitan untuk menangani berbagai urusan. Konon ia sedang mengalami “galau.”

Permasalahan tersebut cepat menyebar, dan banyak bangsawan mulai khawatir akan masa depan kerajaan. Mereka berusaha mencari sumber kegalauan sang Mahapatih agar dapat segera mengevaluasi diri dan kembali pada jalan yang benar.

Suatu hari, Rangga menerima perintah dari Ratu Chinta Amarta untuk mengatur persiapan dalam menyambut pernikahan putri bangsawan yang paling cantik di seluruh kerajaan dengan putra mahkota kerajaan tetangga. Rangga yang dikenal cerdik pun menerimanya dengan cemas dan tegang.

Kala itu, Rangga harus memilih antara tugas sebagai Mahapatih atau cinta yang telah lama terpendam untuk Ratih, putri bangsawan yang akan melangsungkan pernikahan tersebut. Mungkin, pikir Rangga, bila ia melupakan cintanya, ia bisa kembali seperti dulu untuk mengabdi demi kerajaan.

Setelah Rangga berdoa dan merenungi jalan terbaik, ia pun memutuskan untuk mendukung pernikahan Ratih dengan ikhlas dan menepis perasaannya. Ternyata Rangga bukan hanya seorang Mahapatih yang bijaksana, tapi juga seorang pria yang tangguh dan setia.

Dengan bekal tekad yang bulat, Rangga berhasil mengkoordinasikan persiapan acara pernikahan tersebut dengan baik. Ratu Chinta Amarta dan para bangsawan merasa sangat puas dengan segala persiapan dan hasil yang dicapai.

Pada hari pernikahan Ratih, Rangga menampilkan senyum terbaiknya dan melihat sang putri dari kejauhan. Ia berharap kebahagiaan terbesar untuk Ratih dan suaminya, meski sadar bahwa ia tak bisa lagi memiliki wanita yang selama ini dicintainya.

Sejak itu, Rangga tidak lagi galau. Kerajaan kembali tenteram, dan Rangga mengejar kebahagiaannya dengan cara lain, yaitu mengabdi sepenuhnya demi kerajaan yang dicintainya. Rakyat menyaksikan kepemimpinan Mahapatih Rangga yang semakin bijaksana, giat, dan bersemangat dalam menjalankan roda pemerintahan.

Kisah Mahapatih sedang galau ini mengajarkan kita untuk menghadapiasaan dan melupakan ego demi kebahagiaan orang lain. Seperti pepatah, cinta memang sejati bila ia mampu membuat yang dicintai bahagia di tangan orang lain.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *