Sejarah Piala Sudirman Bulutangkis

Piala Sudirman adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu campuran yang digelar setiap dua tahun sekali. Nama Piala Sudirman diambil dari nama tokoh bulutangkis Indonesia, Dick Sudirman, yang merupakan salah satu pendiri PBSI dan dikenal sebagai bapak bulutangkis Indonesia. Dick Sudirman juga berperan penting dalam penyatuan dua organisasi bulutangkis dunia, IBF dan WBF, serta pernah menjabat sebagai wakil presiden BWF.

Piala Sudirman pertama kali digelar pada tahun 1989 di Jakarta, Indonesia, dengan tuan rumah Indonesia tampil sebagai juara usai mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Sejak itu, hanya delapan negara yang pernah mencapai babak semifinal, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Indonesia, Denmark, Jepang, Inggris, Malaysia, dan Thailand. Tiongkok menjadi negara yang paling dominan dengan meraih 13 gelar juara dari 17 edisi Piala Sudirman yang telah digelar.

Piala Sudirman mempertandingkan lima nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Trofi Piala Sudirman memiliki tinggi 80 cm dan terdiri dari lima bagian. Tutup piala berbentuk Candi Borobudur yang melambangkan monumen bersejarah Indonesia. Badan piala berbentuk kok yang berlapiskan emas 22 karat. Pegangan piala berbentuk benang sari. Bagian keempat berbentuk daun sirih yang melambangkan ucapan selamat datang. Bagian kelima berupa alas berbentuk segi delapan yang melambangkan arah mata angin yang terbuat dari kayu jati.

Format Piala Sudirman Bulutangkis

Piala Sudirman adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu campuran yang terdiri dari lima nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Setiap pertandingan beregu mempertandingkan semua nomor tersebut dengan sistem poin. Tim yang berhasil mengumpulkan tiga poin lebih dulu akan menjadi pemenang pertandingan.

Piala Sudirman digelar setiap dua tahun sekali dengan mengikutsertakan anggota BWF. Pada babak penyisihan, tim-tim dibagi menjadi empat grup berdasarkan peringkat dunia. Grup A dan B berisi delapan tim terbaik, sedangkan grup C dan D berisi tim-tim peringkat lebih rendah. Dari setiap grup, dua tim teratas akan lolos ke babak perempat final. Babak perempat final hingga final menggunakan sistem gugur.

Nama Piala Sudirman diambil dari nama tokoh bulutangkis Indonesia, Dick Sudirman, yang merupakan salah satu pendiri PBSI dan dikenal sebagai bapak bulutangkis Indonesia. Dick Sudirman juga berperan penting dalam penyatuan dua organisasi bulutangkis dunia, IBF dan WBF, serta pernah menjabat sebagai wakil presiden BWF. Trofi Piala Sudirman memiliki tinggi 80 cm dan terdiri dari lima bagian yang melambangkan budaya dan sejarah Indonesia.

Sejarah Piala Sudirman Bulutangkis

Piala Sudirman adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu campuran yang digelar setiap dua tahun sekali. Nama Piala Sudirman diambil dari nama tokoh bulutangkis Indonesia, Dick Sudirman, yang merupakan salah satu pendiri PBSI dan dikenal sebagai bapak bulutangkis Indonesia. Dick Sudirman juga berperan penting dalam penyatuan dua organisasi bulutangkis dunia, IBF dan WBF, serta pernah menjabat sebagai wakil presiden BWF.

Piala Sudirman pertama kali digelar pada tahun 1989 di Jakarta, Indonesia, dengan tuan rumah Indonesia tampil sebagai juara usai mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Sejak itu, hanya delapan negara yang pernah mencapai babak semifinal, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Indonesia, Denmark, Jepang, Inggris, Malaysia, dan Thailand. Tiongkok menjadi negara yang paling dominan dengan meraih 13 gelar juara dari 17 edisi Piala Sudirman yang telah digelar.

Pada edisi terbaru Piala Sudirman 2021 yang berlangsung di Vantaa, Finlandia, China berhasil mempertahankan gelar juaranya dengan mengalahkan Jepang dengan skor 3-1 di partai final. Kemenangan China dipastikan oleh ganda putri Chen Qing Chen/Jia Yi Fan yang menang dua gim langsung atas Mayu Matsumoto/Misaki Matsutomo. Dua poin lainnya didapat China melalui kemenangan ganda putra He Ji Ting/Tan Qiang dan tunggal putra Shi Yu Qi.

Piala Sudirman mempertandingkan lima nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Setiap pertandingan beregu mempertandingkan semua nomor tersebut dengan sistem poin. Tim yang berhasil mengumpulkan tiga poin lebih dulu akan menjadi pemenang pertandingan. Trofi Piala Sudirman memiliki tinggi 80 cm dan terdiri dari lima bagian yang melambangkan budaya dan sejarah Indonesia.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *