Sepiring Bertiga di Bawah Lindungan Kakbah

Di sebuah kota bernama Meulaboh di Aceh, hiduplah tiga sahabat sejati, Haris, Andi, dan Tari. Mereka tinggal dalam satu rumah yang disebut Pondok Rezeki. Disebut demikian karena mereka percaya bahwa rezeki akan selalu mengalir jika mereka menjaga silaturahmi dan persahabatan erat.

Mereka adalah sahabat baik yang selalu berbagi, terutama saat makan. Sepiring nasi akan dihamparkan di atas tikar dan mereka akan duduk bersila di sekitarnya. Sebuah gundukan nasi diberi lauk-pauk yang sederhana, dari ikan asin hingga sayur bayam dan kacang panjang, cukup untuk mengganjal perut sebelum mereka mencari pekerjaan.

Suatu hari, mereka memutuskan untuk mencari rezeki yang lebih baik di luari. Haris, Andi, dan Tari mendengar cerita tentang keindahan dan keagungan Kakbah di Mekkah, tempat umat Muslim dari seluruh dunia beribadah. Ketiganya menyimpan impian untuk berziarah ke sana, dan mereka percaya bahwa jika mereka bekerja keras dan saling membantu, mereka akan dapat mencapai impian itu.

Memang, rezeki tidak datang begitu saja. Mereka haruskerja keras untuk mencafkah. Mereka mencari pekerjaan di berbagai negara, mulai dari pelayan di restoran hingga buruh di pabrik. Selama puluhan tahun, mereka menabung sebagian penghasilan mereka, dan saat akhirnya mereka berhasil mengumpulkan cukup dana untuk berangkat ke Mekkah, rasa bahagia dan haru menyelimuti hati mereka.

Setibanya di Mekkah, ketiganya langsung mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka mengenakan pakaian ihram dan melontarkan niat dalam hati untuk melaksanakan rukun haji. Ketika berkumpul di Baitullah, mereka hampir tidak percaya bahwa mereka akhirnya berada di hadapan Kakbah, tempat yang telah lama mereka impikan.

Saat melaksanakan thawaf, Haris, Andi, dan Tari berpegangan tangan, menyusuri tujuh kali putaran mengelilingi Kakbah. Momen itu membuat mereka menangis haru, mengucap syukur dan doa untuk keluarga serta sahabat mereka yang ditinggalkan di kampung halaman.

Setelah menunaikan ibadah haji, mereka menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh ke Aceh, mengantarkan pemberkatan Kakbah untuk sanak saudara dan teman di sana. Tak ada yang lebih membanggakan selain bisa memberi manfaat bagi orang lain dari apa yang telah mereka dapatkan.

Ketika kembali ke Meulaboh, Haris, Andi dan Tari kembali berbagi sepiring saat makan. Tapi kali ini, mereka berbagi cerita tentang perjalanan mereka ke Mekkah, mereka pun makan sambil mengenang hari-hari mereka di Baitullah. Di bawah lindungan Kakbah, mereka menyadari betapa berharganya persahabatan dan kebersamaan, dan bahwa rezeki sejati adalah kasih sayang yang tulus antar sesama manusia.

* Selesai *


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *