Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan itu dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, dan kemampuan dalam hidup.
Contoh sederhana adalah mengajarkan anak kecil untuk membaca doa sebelum makan saat ia akan menikmati hidangan. Pengajaran membaca doa di sekolah akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak. Jika hal ini dilakukan hingga dewasa maka ia telah memiliki kebiasaan terpuji dalam hidupnya.
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku. Menurut Witherington, perubahan itu meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Pengalaman dalam belajar adalah interaksi antara individu dengan lingkungan. Mengajarkan shalat lima waktu bagi pelajar muslim membutuhkan bagi pelajar muslim membutuhkan pengalaman yang berulang-ulang.
Seorang guru tidak cukup mengajarkan bacaan dan gerakan shalat hanya dalam satu kali pertemuan. Pendidikan agama berlangsung selama bertahun-tahun hingga seorang anak mencapai kemampuan untuk melakukan keterampilan beribadah sendiri tanpa bimbingan orang dewasa.
Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif. Belajar adalah bereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Mengajak para siswa untuk membersihkan lingkungan setelah terjadi bencana angin ribut tidak tertuang dalam buku pelajaran. Namun pengalaman mereka saat terlibat dalam kegiatan ini berperan aktif dalam mengembangkan kecerdasan emosional mereka terhadap lingkungan di sekitarnya.
Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan. Belajar juga berarti proses berbuat melalui pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Pengetahuan, pemahaman, sikap, dan berbagai keterampilan yang dimiliki oleh pelajar tidak dapat diidentifikasikan karena merupakan kecenderungan perilaku saja. Hal ini hanya dapat dilihat dari penampilan. Penampilan dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan suatu perbuatan.
Kita dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Meski demikian, seorang individu belum dapat dikatakan telah menyadari proses belajar meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku. Perubahan perilaku perlu dibuktikan dalam aktifitas berulang-ulang.
Tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Ada di antara perubahan itu terjadi dengan sendirinya karena proses perkembangan, seperti halnya seorang bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan semacam ini tidak dikatakan hasil belajar melainkan kematangan.
Kematangan perilaku merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik jika individu telah matang melakukan suatu hal. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan anda dan memotivasi diri Anda dalam belajar.
Tinggalkan Balasan