Assalamu alaikum. Alhamdulillah untuk kabar Nia sekeluarga baik dan sehat atas rahmat dan lindungan Allah. Saya bersyukur Nia puasanya rajin, giat sholat tarawih, dan tadarusnya belum ada yang bolong. Semoga pandemi Covid-19 cepat selesai agar kita semua bisa beraktifitas kembali. Aamiin.
Kami sekeluarga mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas bimbingan Bapak dan Ibu Guru selama ini. Kami semakin menyadari peran penting guru dalam pendidikan agama. Meski sudah bisa belajar lewat HP, anak-anak perlu dukungan secara guru untuk maju. Semoga Bapak dan Ibu Guru sehat selalu.
(Ibu Nia)
Assalamu alaikum. Alhamdulillah selama pandemi Covid-19 berlangsung, kami sekeluarga tetap bisa melaksanakan ibadah puasa bersama-sama. Kami masih bisa mengikuti sholat tarawih di mushola dengan mengikuti aturan kesehatan yang dibuat Pemerintah.
Putri kami Lisa sering mengeluh bosan karena tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Sekalipun Lisa bisa belajar secara online melalui HP, tetap saja tidak semenarik saat belajar di kelas dengan guru dan teman-teman sekelas. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan anak-anak bisa belajar di sekolah lagi. Aamiin yaa robbal alamin.
(Ibu Lisa)
Komentar Penulis:
Apa kabar sobat blogger guru di Jombang? Blog pendidikan Jombang kembali berbagi pengalaman mengajar siswa dari rumah (home learning) pada saat berlangsung pandemi virus corona. Lebih istimewa lagi, home learning ini berlangsung pada bulan puasa Ramadhan. Semoga kita semua diberikan kesabaran dan kesehatan menjalani ibadah suci ini.
Sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) tepat dilaksanakan untuk murid sekolah menengah dan sekolah kejuruan di mana perkembangan usia pelajar sudah mampu melakukan pekerjaan dan keterampilan secara mandiri. Namun untuk jenjang pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar, sistem pembelajaran online masih memiliki banyak kelemahan. Selain keterbatasan fasilitas komunikasi digital yang dimiliki orang tua murid, pembelajaran di rumah (home learning) juga membutuhkan biaya yang cukup menguras kas keluarga di tengah pandemi berlangsung.
Diantara kekurangan pembelajaran daring untuk murid sekolah dasar adalah keterbatasan sentuhan manusiawi dalam proses pendidikan anak. Teknologi smartphone memang mampu mempengaruhi emosi anak sehingga anak bisa berekspresi tersenyum, tertawa, sedih, gembira dan ragam emosi lain-lain. Namun satu hal yang tidak dimiliki teknologi komunikasi adalah umpan balik dan respons humanis ketika anak mengalami permasalahan dan membutuhkan dorongan secara mental.
Dukungan secara mental untuk anak usia dini dan murid sekolah dasar hanya bisa diberikan oleh guru dan orang tua melalui tatap muka. Dalam hal ini dukungan moral pada proses belajar hanya bisa diberikan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran tatap muka (face to face) di dalam kelas. Tidak mengherankan jika banyak siswa mulai merasakan rindu akan kehadiran guru dan teman-temannya karena secara emosional mereka masih tergantung kepada orang-orang yang dekat dengannya.
Anak butuh pelukan kasih sayang, tepukan pundak, salam tos, dan beragam kontak fisik lainnya yang tidak mampu dipenuhi oleh teknologi smartphone. Saat sedih, anak butuh peleraian jiwa, usapan lembut, dan kata-kata penyemangat. Semua sentuhan dan kata-kata ajaib itu hanya bisa diberikan guru dan teman di sekolah. Semoga segala sesuatu segera kembali normal lagi di sekolah. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menambah motivasi belajar dan beribadah para guru dan murid di Jombang. Ikuti terus inspirasi pendidikan Jombang hanya di The Jombang Taste.
tuh… baca deh para guru. biar kalian tahu murid2 kalian pada rindu sekolah. kerja yg bener ya. jangan gabut melulu. nggak kerja, malah dibayar penuh.
betul sekali pak. peran guru sangat penting dan tidak bisa digantikan mesin. mudah2an kita semua bisa menghormati jasa para guru.