Halo sobat blogger Indonesia! Tahukah kalian bahwa Indonesia memiliki ragam permainan tradisional yang unik dan menarik untuk diikuti. Aneka dolanan anak tersebut memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh, media sosialisasi anak-anak dengan lingkungan, dan sekaligus membangun kecerdasan emosional anak. Pada artikel sebelumnya The Jombang Taste sudah membahas permainan tradisional gobag sodor dan dolanan anak ecu. Kali ini kita ulas dolanan anak macan berkeliaran.
Permainan tradisional macan berkeliaran mengambil tempat di tanah lapang atau di halaman sekolah. Mula-mula kita membuat tempat bermain di tanah dengan bentuk segi empat sama sisi, dengan cara menaburkan bubuk kapur di tanah. Setiap sisi lapangan panjangnya 6 meter. Segi empat itu kita bagi menjadi 4 pula. Kemudian di tengahnya kita bentuk lingkaran yang garis tengahnya 1 meter (lihat gambar di atas). Ukuran lapangan ini dapat Anda sesuaikan dengan jumlah peserta yang ikut bermain.
Jumlah anak yang bermain macan berkeliaran kita sesuaikan, boleh 20 anak, 24 anak, 28 anak, maupun 32 anak yang kemudian kita bagi menjadi empat tempat. Setiap kelompok kita masukkan dalam kotak-kotak, yaitu Kotak A, Kotak B, Kotak C, dan Kotak D (lihat gambar di atas). Sekali lagi, ukuran kotak bisa Anda sesuaikan dengan banyaknya peserta yang terlibat dalam permainan tradisional macan berkeliaran.
Cara Bermain Macan Berkeliaran
Cara bermain dolanan anak macan berkeliaran sebenarnya mudah. Setelah semua pemain siap pada posisinya, maka wakil dari keempat kelompok mengadakan undian. Misalnya Kelompok A yang menang, maka salah seorang anak dari Kelompok A ini masuk dalam Iingkaran dan ia menjadi Macan dalam permainan.
Macan ini hanya boleh bergerak sampai pada batas garis lingkaran. Tugasnya adalah menangkap musuh, yaitu anak-anak yang bukan termasuk kelompoknya. Jadi, kalau yang menjadi Macan adalah anak kelompok A, maka ia hanya boleh menangkap (memegang) anak-anak dari kelompok B, kelompok C, dan kelompok D.
Apabila Macan tersebut dapat menangkap mangsanya, maka anak atau mangsa yang tertangkap ini menjadi tawanan Kelompok A. Tawanan itu lalu keluar dari tempat bermain dan dianggap sudah mati. Sebaliknya, Macan yang habis menangkap mangsa itu harus segera kembali dari dalam lingkaran menuju ke kelompok semula (misalnya tadi dari kelompok A).
Tapi untuk kembali ke kelompoknya sendiri itu tidak mudah. Sebab anak-anak dari Kelompok B, C, dan D, diperbolehkan menangkap macan ini, sebelum ia meloncat ke kelompoknya. Karena itu si Macan harus terampil dan cekatan, karena lingkaran itu hanya bergaris tengah satu meter, sehingga tak begitu luas.
Setelah giliran permainan jatuh kepada Kelompok A menjadi Macan, kini giliran Kelompok B, kelompok C, dan kelompok D yang menjadi macan dan demikian seterusnya. Setiap 5 atau 10 menit, semua menghitung tawanannya. Kelompok yang paling hanyak memiliki tawanan berhak menjadi pemenang dalam pertandingan.
Demikian ulasan The Jombang Taste mengenai permainan tradisional macan berkeliaran dari Jawa Tengah. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat bagi Anda dalam memperkenalkan budaya Nusantara kepada anak-anak.
Daftar Pustaka:
Hardjana, HP. 1984. Permainan Tradisional Anak-anak dari Jawa Tengah. Pustaka Dian: Jakarta
Oh, kirain macan benaran. Ternyata cuma nama dolanan anak. 🙂
main sama teman bisa bikin hepi dan sehat. yuuuk….
Baru tahu ada website keren seperti punya mas Agus ini. Salut!
Dolanan yg bagus mas. Saya sepakat jika anak-anak harus dikenalkan budaya lokal.
Tulisan bagus mas. Matur nuwun.