Halo sobat blogger Jombang! Anda bertemu lagi dengan artikel cerita rakyat Selandia Baru bersama blog The Jombang Taste. Pada artikel sebelumnya telah saya bagikan cerita asal-usul Pulau Selandia Baru dan cerita pahlawan bangsa Maori yang mampu menjaring matahari. Legenda suku Maori kali ini berlanjut mengenai asal-usul manusia bisa membuat api untuk keperluan hidup mereka sehari-hari.
Pada cerita rakyat Maori sebelumnya telah The Jombang Taste ulas bahwa hal-hal yang berat dan besar telah dikerjakan Maui, pahlawan suku bangsa Maori. Menurut buku Ride With The Sun, suku bangsa Maori saat itu masih belum tahu cara membuat api. Maui menetapkan dalam hatinya untuk mendapatkan ilmu membuat api ini dari dunia di bawah bumi.
la pun turun melalui sebuah lubang di tanah dan menemui Mafuike, Dewi Api. Menurut kepercayaan suku Maori, Dewi Mafuike memiliki kemampuan mengeluarkan api, mengendalikan api, dan membuat api baru dari tubuhnya. Maka Maui berinisiatif meminta bara api pada Dewi Api. Dan Mafuike memberinya bara api dari kukunya yang sedang menyala, dan Maui pun pergi.
Tetapi ketika ia sudah jauh dari pandangan Mafuike, Maui pun berkata, “Ini api, tetapi yang diperlukan manusia adalah ilmu bagaimana membuat api!” Maui sadar bahwa pemberian Dewi Api tidak akan bertahan selamanya. Maui ingin tahu cara membuat api dengan tangannya sendiri.
Maka dipadamkannya api itu dalam sungai, lalu ia kembali menemui Mafuike untuk meminta lagi bara api. Mafuike memberinya lagi bara api dari jarinya yang menyala, dan Maui pun pergi pula ke sungai tadi untuk memadamkannya. Begitulah Maui melakukan permintaan api kepada Dewi Api secara berulang-ulang.
Sekali lagi ia pergi mendapatkan Dewi Api itu dan sekali lagi pula ia mendapat kuku Mafuike yang menyala itu. Sembilan kali Maui pergi dan sembilan kali pula ia memadamkan api itu dalam sungai. Sejak kecil Maui memang dikenal memiliki tingkah laku yang aneh. Ia sering melakukan perbuatan yang dianggap tidak biasa oleh orang lain. Kali ini Maui kembali membuat kehebohan karena meminta sembilan kuku Dewi Api dan membuang api-api tersebut satu demi satu.
Berdasarkan cerita legenda penduduk asli negara Selandia Baru itu, tatkala ia datang untuk kesepuluh kalinya dan meminta kuku Mafuike yang penghabisan, Mafuike sangat marah karena kenakalan Maui itu. Dikejarnya Maui keluar dari dunia di bawah bumi itu, tetapi Maui amat cepat sehingga Mafuike tidak dapat menangkapnya.
Ia cemoohkan Mafuike sambil berlari dan dalam kemarahannya yang menyala-nyala Mafuike mencabut kukunya yang kesepuluh, lalu melemparkannya kepada Maui. Api itu membakar rumput serta hutan dan Maui melarikan diri dari luapan api yang mengamuk. Api itu seperti akan menghancurkan segala-galanya. Amarah Dewi Api tidak terbendung lagi akibat penghinaan Maui.
Saat dilanda kecemasan yang amat sangat Maui meminta bantuan hujan dan hujan pun turun, sambil memadamkan api yang dahsyat itu. Tatkala dilihat oleh Mafuike bahwa api yang penghabisan sudah akan padam, ia buru-buru memungut bara api dari sana-sini, lalu ia sembunyikan di pohon-pohon kayu. Dewi Api tidak ingin api buatannya habis tanpa sisa. Dewi Api masih membutuhkan api-api itu untuk tetap berkuasa di dunia bawah tanah.
Semenjak hari itu, api masih tetap tinggal di dunia, tersembunyi di tempat-tempat Dewi Api Mafuike dulu menyimpannya. Tetapi manusia tahu bagaimana membuat api, yaitu dengan menggesekkan sejenis kayu pada kayu yang lain. Gesekan antar permukaan kayu dapat menimbulkan percik api dan bisa digunakan untuk membakar benda-benda yang terbuat dari kayu.
Demikian cerita dongeng rakyat Selandia Baru mengenai asal-usul kemampuan manusia membuat api. Amanat cerita rakyat Selandia Baru ini adalah jangan pernah menyerah berusaha mencapai cita-cita dalam hidup. Semoga cerita ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Sampai jumpa di artikel The Jombang Taste berikutnya.
Daftar Pustaka:
Courlander, Harold. 1955. Ride With The Sun. New York: McGraw-Hill Book Company.
Tinggalkan Balasan