Menjadi Permata di Lautan Lumpur

berbeda…

Namanya orang baik, akan selamanya baik. Ibarat kata, permata tidak akan kehilangan kemilaunya walau terjebak di dalam kubangan lumpur. Permata akan tetap bercahaya dalam kegelapan tanah yang bergumul dengan air.

Dalam hidup ini, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang tidak diinginkan. Kita terjebak dalam lingkungan yang bukan ‘gue banget’. Alhasil, perilaku kita pun turut dipengaruhi lingkungan. Percayalah, permata akan tetap menjadi permata meski berada di lautan lumpur.

Allah itu Maha Adil. Dia tahu kapan memberikan anugerah dan kapan menurunkan ujian kepada manusia. Kita hanya bisa menjalani sebaik mungkin. Hasilnya? Kita harus mampu bertawakal. Percayalah, tidak ada yang sia-sia dalam setiap perjalanan hidup kita. Semua akan menjadi indah pada waktu yang telah ditentukan oleh-Nya.

Dan perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan. Kita tidak mungkin hadir di dua tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Pilihlah prioritas yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Kesuksesan di masa depan seringkali ditentukan oleh kepandaian kita dalam menentukan langkah di masa kini dan merencanakan langkah besar untuk masa depan.

Komentar

3 tanggapan untuk “Menjadi Permata di Lautan Lumpur”

  1. […] yang sadar diri. Sadar diri bukanlah lawan kata pingsan. Sadar diri artinya kita tahu aturan hidup, menjalankan hukum yang berlaku dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di […]

  2. Avatar Kowitz
    Kowitz

    Itulah tanda orang kreatif.
    Berani beda dan selalu unggul bersaing.

  3. Avatar Info Bola
    Info Bola

    Yg baik akan ketahuan kok. Jgn kuatir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *