Apa kabar sobat blogger Jombang hari ini? Masih membahas program pendidikan guru pengajar quran dari BMQ At-Tartil, kali ini The Jombang Taste hadir menginspirasi Anda. Seperti apakah program pembelajaran membaca Al-Quran dengan metode At-Tartil yang digadang-gadang sukses mengantarkan ribuan santri mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar?
Tujuan Belajar Al-Quran
Program pembelajaran Al-Qur’an dengan metode At-Tartil bertujuan untuk meningkatkan kualitas atau mutu santri agar dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain dalam hal membaca al-Qur’an dan juga sekaligus sebagai dasar pembekalan bagi santri agar mencintai, memahami, mengamalkan Al-Qur’an serta membacanya dengan baik dan fasih sesuai ilmu kaidah ulumut tajwid dan ulumul ghorib.
Sasaran Metode At-Tartil
Sasaran pembelajaran membaca Al-Quran dengan metode At-Tartil adalah Santriwan-Santriwati Lembaga Pendidikan al-Qur’an, dengan menggunakan buku panduan at-Tartil yang disusun oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo. Buku At-Tartil digunakan di kalangan terbatas. Artinya, buku tersebut tidak dijual bebas. Buku At-Tartil hanya boleh digunakan oleh ustadz dan ustadzah yang telah lulus dalam munaqosyah program intensif PGPQ At-Tartil.
Model At- Tartil
Model At-Tartil adalah suatu buku panduan dalam belajar membaca Al-Qur’an yang langsung atau tanpa di eja dan memasukkan serta mempraktekkan pembiasan bacaan tartil sesuai dengan kaidah Ulumut Tajwid dan Ulumul Ghorib.
Karakteristik Model At-Tartil
Ciri-ciri dan karakteristik model pembelajaran At-Tartil adalah sebagai berikut:
- Langsung membaca secara mudah bacaan-bacaan yang bertajwid sesuai contoh guru.
- Langsung praktek secara mudah bacaan yang bertajwid sesuai contoh guru.
- Pembelajaran diberikan secara bertahap dari yang termudah.
- Menerapkan sistem belajar tuntas (master learning).
- Pembelajaran yang diberikan selalu diulang-ulang dengan memperbanyak latihan atau drill.
- Post test (evaluasi) selalu diadakan setiap kali pertemuan.
Prinsip-Prinsip Dasar Model At-Tartil
Untuk Guru
Guru menjelaskan setiap pokok bahasan dan menunjuk satu persatu santri yang masuk. Hal ini disebut dengan talqin dan ittiba’. Kemudian guru memberi latihan pada santri-santri dan drill berikutnya dipimpin santri yang pandai. Hal ini disebut Urdloh Klasikal. Dalam memberi contoh guru harus tegas, teliti dan benar, jangan salah ketika menyimak bacaan Al-Qur’an santri, guru harus waspada dan teliti. Demikian pula pada penentuan kenaikan santri, guru harus tegas dan tidak boleh segan, ragu dan berat hati.
Untuk Santri
Prinsip dasar yang digunakan dalam mengajar santri dengan metode At-Tartil adalah santri harus banyak aktif membaca sendiri tanpa dituntut gurunya. Selain itu, dalam membaca santri harus membaca BBL (baca, benar dan lancar). Jika santri ternyata belum atau tidak lancar, maka sebaiknya guru tidak menaikkan santri tersebut ke jilid berikutnya.
Sistim Pengelolaan Kelas
Secara garis besar tahap pengajaran membaca al-Qur’an model at-Tartil ada 5 tahap yaitu :
Tahap 1 : Kelas Klasikal/Klasikal Penuh
Pengertian klasikal penuh dalam metode At-Tartil yaitu dalam satu ruangan semuanya sama dalam paketnya dan sama pula dalam materinya. Hanya ada klasifikasi kemampuan dengan diprosentase (± 70%) dalam rasio kelas pada kelas ini adalah 1:1:20 atau 1:1:15.
Operasi Kegiatannya
Pertama, guru menerangkan dengan sistem bimbingan secara klasikal dari meteri yang diprogramkan dan mentrampilkannya sampai dengan sempurna (Talqin dan Ittiba’). Kedua, bagi santri yang berkemampuan sedang dan cukup mendapatkan porsi waktu dan perhatian ekstra dihalaman pengulangan. Ketiga, bagi santri yang berkemampuan baik diberikan tugas tadarrus dan ditunjuk sebagai pemimpin saat drill (Urdloh Klasikal).
Evaluasi Tuntas Materi (Urdloh Individu)
Evalusi tuntas materi dilakukan perkelompok atau perseorangan, dan apabila dilakukan secara individu, maka semuanya diberi tugas menyimak, mengerjakan tugas di lembar santri atau kegiatan lainnya. Secara bergiliran guru memberikan evaluasi satu persatu sampai selesai. Apabila hasil evaluasi dinyatakan tuntas meterinya dengan jumlah prosentase ± 70% dari kunci biasa baca dengan benar dan lancar. Maka pada pertemuan berikutnya dapat melanjutkan pada materi yang baru atau ketentuan materi baru maupun pengulangan melihat acuan RPP (Rancangan Program Pengajaran).
Tahap 2: Kelas Semi Klasikal
Yaitu jumlah santri dalam satu ruangan terdapat kesamaan paket tetapi tidak sama materinya, rasio kelasnya yaitu : 1: 1:20
Contoh :
- Kelas 1-A Jilid 1 Halaman 12 ada 5 0rang.
- Kelas 1-B Jilid 1 Halaman 20 ada 4 0rang.
- Kelas 1-C Jilid 1 Halaman 34 ada 6 0rang.
Operasional Kegiatannya
Pertama, guru menerangkan dengan sistim bimbingan secara klasikal kepada materi yang paling tinggi (kelas I-C) dan untuk kelas I-A dan I-B ikut memperhatikan (peserta non aktif) dan selanjutnya memberikan tugas untuk mutholaah/menulis tersendiri atau guru dapat mengangkat guru kecil untuk melaksanakan sistem tadarus (baca simak).
Kedua, guru membacakan materi di kelas I-B dan Kelas I-A ikut memperhatikan (peserta non aktif) dan selanjutnya memberi tugas pada kelas I-B dan seterusnya sepeti no.1.
Ketiga, bagian yang paling akhir guru membacakan materi di kelas I-A yang paling rendah dan selanjutnya memberi tugas.
Evaluasi Tuntas Materi
Evaluasi tuntas materi dilaksanakan oleh guru yaitu kembali ke kelas I-C untuk melaksanakan evaluasi individu sampai tuntas dan dilanjutkan ke kelas I-B dan kelas I-A dan yang sudah/belum menerima privat diberi tugas lain (menghafal materi-materi tambahan/penunjang) yang penting tidak mengganggu. Dimasing-masing kelas diusahakan materinya tetap sama untuk menghindari adanya kelas baru.
Tahap 3: Kelas kelompok
Kelas kelompok yaitu jumlah santri dalam satu ruangan terdapat kesamaan dalam hal paketnya, rasio kelasnya adalah 1:1:20 atau 1: 1:15
Contoh:
- Kelas I : Jilid 1 halaman 13 ada 5 orang.
- Kelas II : Jilid 2 halaman 10 ada 4 orang.
- Kelas III : Jilid 3 halaman 5 ada 5 orang.
Operasional kegiatannya
Pada prinsipnya sama dengan kelas semi klasikal, cuma tentang pemberian materinya dibalik dari kelas yang rendah dulu (kelas I) kemudian ke yang lebih tinggi.
Evaluasi Tuntas Materinya
Sama dengan kelas semi klasikal
Tahap 4: Kelas Privat
Kelas privat yaitu jumlah santri dalam satu kelas masing-masing berbeda materi dan berbeda pula paketnya, rasio kelasnya adalah 1:1:6
Operasional Kegiatannya
Pertama, guru memberikan materi pelajaran secara privat (persantri). Kedua, santri yang belum mendapatkan giliran diberi tugas menulis pada LKS atau bentuk lain agar tidak mengganggu.
Evalusi Tuntas Materi
Pertama, evaluasi tuntas materi dapat dilakuakan pada putaran ke-2 dari porsi waktu yang tersedia dari masing-masing santri. Kedua, pembagian waktu dalam kegiatan ini dari masing-masing santri masing-masing 10 menit dilakukan dengan 2 kali tatap muka.
Tahap 5: Kelas Khusus
Kelas khusus yaitu jumlah santri dalam satu kelas terdiri dari santri yang mempunyai kekhususan, misalnya : sangat lemah, hiperaktif, atau ada yang tidak mau bersuara. Rasio kelas ini 1:1:3-4
Operasional Kegiatannya
Sebagaimana kelas privat yaitu masing-masing santri mendapatkan pelayanan sendiri dengan porsi waktu yang tersedia yaitu masing-masing 20 menit (setiap tatap muka).
Evaluasi Tuntas Materi
Evaluasi tuntas materi pada kelas khusus sama dengan kelas privat.
Tahap-tahap ini adalah minimal yang harus ada dalam proses belajar mengajar membaca Al-Qur’an model At-Tartil selebihnya guru dapat mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi. Tiap-tiap tahap harus dilalui dengan baik sebelum masuk tahap berikutnya, oleh karena itu tiap-tiap tahap boleh diulang-ulang hingga sesuai dengan harapan. Untuk menjaga konsentrasi anak, maka antara tahap-tahap ini dapat diberikan selingan/istirahat.
Demikian program belajar dan cara mengelola kelas belajar membaca Al-Quran dengan metode At-Tartil. Semoga artikel The Jombang Taste ini bisa memberi manfaat untuk Anda. Sampai jumpa dalam artikel pendidikan anak Islam berikutnya.
Tinggalkan Balasan ke Fauziah Adnan Batalkan balasan