Penulis berkunjung ke tempat wisata Monumen Simpang Lima Gumul Kediri pada Rabu, 29 Januari 2020 kemarin. Penulis sudah tidak ingat entah berapa kali sudah penulis berkunjung ke obyek wisata Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri. Acara kunjungan dan jalan-jalan penulis ke Simpang Lima Gumul kemarin berlangsung cukup singkat. Hal itu disebabkan karena cuaca sore hari di destinasi wisata Monumen Simpang Lima Gumul saat itu mendung.
Penulis tiba di lokasi monumen sekitar pukul tiga sore. Hujan rintik-rintik membasahi langit Kota Kediri. Beberapa jam sebelumnya penulis baru saja menyelesaikan acara liburan dari Kampung Indian Kediri dan taman wisata Tirtoyoso Kediri. Kunjungan terakhir ke tempat wisata di Kediri adalah Monumen Simpang Lima Gumul.
Hari sudah sore sehingga stand oleh-oleh dan perpustakaan di Monumen Simpang Lima Gumul Kediri sudah tutup. Lokasi itu adalah tempat kunjungan favorit penulis saat berkunjung ke sana tahun kemarin. Mungkin karena cuaca sedang turun hujan sehingga perpustakaan itu tutup lebih awal dari jam operasional seperti biasanya. Penulis pun harus menelan kekecewaan karena batal membeli oleh-oleh khas Kediri di toko merchandise yang ada di sebelah perpustakaan Simpang Lima Gumul Kediri itu.
Karena tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan, maka penulis pun memutuskan untuk sekedar sight-seeing dan foto-foto di area Monumen Simpang Lima Gumul Kediri. Sekali lagi, cuaca hujan menyebabkan sebagian besar pengunjung Monumen Simpang Lima tidak berani keluar terlalu jauh dari atap kubah monumen.
Empat pilar monumen yang sangat besar itu mampu menyangga kubah Monumen yang cukup luas. Suasana sore hari di Monumen Simpang Lima Gumul ketika cuaca mendung dan turun hujan seperti ini sangat sejuk. Kendati demikian, angin berhembus dengan kencang seperti biasanya.
Penulis berkunjung ke Monumen Simpang Lima Gumul Kediri tidak sampai satu jam lamanya. Penulis segera bergegas kembali menyusuri lorong bawah tanah dan menuju area mushola yang berdekatan dengan parkir kendaraan mobil. Suasana tempat parkir sore hari itu pun cukup lengang. Hanya ada beberapa kendaraan sepeda motor dan dua buah bus yang parkir di area parkir wisata Monumen Simpang Lima Gumul Kediri.
Tarif Parkir Kendaraan
Asal tahu saja, tarif parkir kendaraan di objek wisata Monumen Simpang Lima Gumul Kediri cukup murah. Tarif parkir sepeda motor sebesar Rp3.000 per kendaraan. Sedangkan bagi Anda yang membawa kendaraan mobil ataupun bus tarif parkir nya sebesar Rp5.000 per kendaraan. Cukup murah, bukan? Jika anda ingin mencicipi berbagai wisata kuliner daerah Kediri, anda bisa berjalan kaki ke arah barat dan menghampiri puluhan pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan rakyat khas Kediri.
Objek wisata Monumen Simpang Lima Gumul Kediri tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Kerajaan Kadiri dan Singosari. Sebelum lahirnya Kerajaan Majapahit telah muncul raja-raja kecil di wilayah Kediri. Dan di antara raja-raja itu yang namanya terkenal, yaitu Ken Arok. Ken Arok dikenal menjadi salah satu pembangkang dari kekuasaan Tunggul Ametung. Pada akhirnya, Ken Arok dapat memperistri Ken Dedes.
Relief pada berbagai sisi pilar Monumen Simpang Lima Gumul Kediri menggambarkan jelas bahwa di Kabupaten Kediri pada zaman dahulu telah berdiri pemerintahan kerajaan yang berdaulat dan menguasai sejumlah luas wilayah di provinsi Jawa Timur. Nama besar Kerajaan Kadiri telah terkenal di seluruh penjuru nusantara sehingga perlu dibuatkan sebuah monumen untuk melestarikan warisan budaya masa lalu.
Bagaimana dengan pengalaman anda berlibur ke obyek wisata Monumen Simpang Lima Gumul Kediri? Apakah anda tertarik untuk mencicipi wisata kuliner daerah di sana atau anda sudah cukup puas dengan berfoto dengan latar belakang Monumen Simpang Lima Kediri? Silakan berbagi pengalaman anda berlibur ke tempat wisata di Kediri pada kolom komentar di bawah ini.
Tinggalkan Balasan