Protokol Kesehatan Pada Masa Pandemi Tidak Berlaku di Tempat Mengaji Santri TPQ

Gambar ilustrasi virus corona Covid-19 - Gambar diambil dari website tci-research.com
Gambar ilustrasi virus corona Covid-19 – Gambar diambil dari website tci-research.com

Santri Taman Pendidikan Al-Quran  (TPQ) Al Mujahidin Guwo telah memasuki kegiatan belajar mengaji sejak sepekan terakhir ini. Mereka mulai aktif belajar bersama sejak Kamis, 4 Juni 2020 lalu. Keputusan untuk memasukkan kembali santri ke tempat mengaji setelah libur lebaran Idul Fitri di latarbelakangi oleh keadaan sekitar Dusun Guwo Desa Latsari Kecamatan Mojowarno yang cukup kondusif. Ditunjang lagi oleh kenyataan bahwa selama dua pekan ini akses masuk ke dusun telah dibatasi oleh pemerintah desa sehingga anak-anak lebih aman keluar rumah. Selain itu, para santri perlu kembali mengaji supaya kemampuan belajar mereka tidak semakin menurun.

Kesan pertama yang muncul saat para santri bertemu dengan teman-teman mereka adalah semangat dan kegembiraan yang berlebih. Mereka bisa bermain bersama teman-teman mereka sebelum dimulai kegiatan mengaji. Hal penting yang cukup menyenangkan bagi mereka adalah setiap santri kembali menerima uang saku dari orang tua. Mereka bisa kembali membeli makanan kesukaan mereka di warung-warung terdekat di sekitar lokasi masjid. Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak mengingat mereka sudah tidak boleh hadir ke sekolah sejak minggu ketiga Maret 2020 lalu. Praktis selama tiga bulan terakhir ini mereka tidak diberikan uang saku sekolah oleh orang tua mereka.

Tantangan mengajar santri di pekan pertama setelah libur panjang adalah mengembalikan kemampuan mereka dalam hal membaca dan menulis Alquran seperti sedia kala. Terlalu lama berdiam di rumah membuat anak-anak terlena dan enggan mempelajari materi mengaji yang telah diajarkan oleh ustadz dan ustadzah mereka sebelumnya. Para orang tua di rumah pun tidak dapat memaksa anak-anak mereka untuk lebih giat mengaji di rumah mengingat anak-anak juga mendapatkan tugas pembelajaran di rumah (home learning) dari sekolah. Praktis, setiap ustadz dan ustadzah yang mengajar pada pekan pertama mengaji kali ini harus mengulang kembali materi-materi awal sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya.  

Penampilan seni musik Islami Banjari oleh TPQ Al-Mujahiddin Guwo Mojowarno Jombang
Penampilan seni musik Islami Banjari oleh TPQ Al-Mujahiddin Guwo Mojowarno Jombang

Protokol kesehatan seharusnya tetap diterapkan dalam kegiatan yang menghimpun banyak orang, termasuk juga kegiatan mengajar di taman pendidikan Al-qur’an. Namun kali ini penulis mengalami kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan di TPQ tempat anak-anak mengaji. Bukan karena anak-anak tidak memiliki sumber daya pendukung, tetapi hal ini lebih mengarah kepada perilaku anak-anak dan perkembangan keamanan lingkungan. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa anak-anak memiliki sifat dasar untuk bermain dan berkumpul bersama teman-teman mereka. Hanya sedikit di antara anak-anak itu yang tampak soliter dan enggan bergabung dengan temannya. Hal inilah yang menyulitkan setiap pengajar TPQ dalam melaksanakan social-distancing

Hambatan berikutnya dalam pelaksanaan protokol kesehatan di lembaga pendidikan taman pendidikan al-qur’an untuk anak-anak adalah menerapkan penggunaan masker penutup mulut. Masker yang dipakai pada mulut mempengaruhi produksi suara anak-anak mereka tidak dapat membaca huruf-huruf dan ayat dalam bahasa Arab dengan artikulasi yang benar. Agar dapat melafalkan bacaan dengan benar, mau tidak mau anak-anak dan juga pengajar TPQ harus membuka masker. Solusi dalam hal ini adalah setiap guru harus tetap berusaha menjaga jarak dengan anak-anak, terlebih lagi anak-anak dengan imunitas rendah mudah tertular penyakit.

Fakta utama yang mendukung penulis untuk memberlakukan kegiatan pembelajaran santri TPQ tetap berlangsung seperti biasa adalah semua santri dan pengajar Al Quran di TPQ ini tinggal di dusun yang sama. Tidak ada satupun santri maupun mengajar TPQ yang berpergian ke luar kota dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini sehingga penulis berkeyakinan bahwa penyebaran kuman penyakit sangat minim untuk saat ini.  Para orang tua santri pun tampaknya sudah memahami kewajiban mereka untuk berdiam diri di rumah dan tidak berlibur ke luar kota dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini. Masyarakat semakin sadar bahwa penyebaran wabah virus Corona sudah sangat masif sehingga mereka semakin waspada saat beraktivitas yang bersentuhan dengan anak-anak.

Kita tidak pernah tahu sampai kapan pandemi ini akan berlangsung. Meski demikian, kita harus selalu menerapkan pola hidup sehat dalam aktifitas sehari-hari. Membudayakan cuci tangan, memakai masker saat berada di luar ruangan, melakukan physycal-distancing, dan berdiam diri di rumah sudah mereka lakukan selama tiga bulan terakhir. Kebiasaan di masa new normal harus tetap mempertahankan protokol kesehatan agar kita semua merasa aman dan nyaman beraktifitas. Semoga anak-anak selalu merasa gembira menjalani hari-hari mereka belajar di rumah dan mengaji di TPQ selama masa pandemi ini.


Comments

6 tanggapan untuk “Protokol Kesehatan Pada Masa Pandemi Tidak Berlaku di Tempat Mengaji Santri TPQ”

  1. Avatar Crisna
    Crisna

    Gue yakin Tuhan punya cara tersendiri utk seleksi umatnya yg layak diselamatkan.

  2. Avatar Saladin
    Saladin

    Bahaya tuh pak guru. Seharusnya anak2 tetap harus pakai pelindung. Jgn bikin masalah baru di kemudian hari hnya krn cari mudah.

  3. Avatar Tuteh Pharmantara
    Tuteh Pharmantara

    Ajak anak2 pakai face shield dong pak guru. Berperilaku sopan itu penting.

  4. Avatar Edi Lau
    Edi Lau

    Seorang guru tidak boleh mengorbankan murid-muridnya hanya demi mendapatkan gaji atau bayaran. sebaliknya seorang guru harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan murid-muridnya jika memang ingin memiliki ilmu yang membawa manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

  5. Avatar Desain Lansekap
    Desain Lansekap

    Perkuat imun dan iman, insha allah kita semua selamat. Pakai APD pun tdk menjamin kita terbebas dari infeksi virus. Hanya kekebalan tubuh yg prima bisa menangkal virus.

  6. Avatar Marotte Priyambodo
    Marotte Priyambodo

    Kekuatan Tuhan lebih besar daripada protokol kesehatan. Sekalipun anda sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mematuhi aturan kesehatan namun pada akhirnya kehendak Tuhan juga yang akan menentukan apakah anda akan sakit atau sehat. Jadi semuanya bergantung bagaimana anda berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang anda anut dan anda yakini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *