Saya kembali melanjutkan tulisan hasil liputan acara jalan-jalan di sejumlah tempat wisata religi di Jawa Tengah pada Sabtu, 30 Juni 2018 lalu. Ada banyak tempat wisata yang bernuansa Islami di provinsi Jawa Tengah. Semua obyek wisata tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang membedakan dengan kota tetangga. Traveling dari satu kota ke kota lain memang paling seru kalau ngomongin makanan. Kali ini saya bahas nasi rawon Lasem. Saya menemukan warung makan yang menjual nasi rawon tepat di sebelah penjual nasi soto Lasem di area Parkir Makam Mbah Sambu.
Harga nasi rawon Lasem sebesar Rp12.000 per porsi. Dengan harga segitu, porsi nasinya lumayan banyak. Sayangnya, hanya ada tiga potong daging rawon yang tersedia di piring. Mau makan enak gimana lagi kalau sudah dalam perjalanan gini. Saya orangnya paling senang makan sayuran. Oleh karena itu, walaupun makanannya berkuah kental, saya tetap cari menu yang ada sayurnya, minimal ada irisan kubis dan taoge. Soal cita rasa masakan, standar Jawa Tengahlah. Kuliner Jawa Tengah cenderung manis. Sangat jarang ada masakan Jawa Tengah yang pedas.
Dibanding nasi soto Lasem, nasi rawon Lasem tidak jauh beda. Keduanya memiliki kuah berwarna hitam. Hanya saja, kuah nasi soto Lasem lebih jernih sedangkan kuah rawon Lasem agak gelap. Lidah saya hampir tidak bisa membedakan keduanya. Overall, saya lebih suka nasi soto Lasem dibanding rawon Lasem. Soto Lasem memiliki rasa lebih nendang, meski tidak ada rasa kunyit yang dominan kayak soto Lamongan. Nasi rawon Lasem menggunakan sedikit kluwak. Kluwak adalah salah satu tanaman yang memiliki biji keras. Bagian dalam biji kluwak (ada juga yang menyebut kluwek) berwarna hitam. Bagian itulah yang direndam untuk dipakai sebagai bumbu masak.
Kuliner Jawa Tengah memiliki ciri khas rasa yang cenderung manis. Hal ini berbeda dengan makanan dari Jawa Timur yang kebanyakan bercita rasa pedas dan asin. Makanya kemarin saya agak kesulitan mengajak teman-teman untuk cobain kuliner Rembang. Mereka bilang masakanan disana tidak cocok dengan lidah orang Jombang. Ya sudahlah, ini hanya soal selera saja. Walaupun tidak sesuai harapan, namun kalau sudah makan nasi minimal perut sudah terisi. Perjalanan jauh dari Jombang ke beberapa kota di Jawa Tengah di Jawa Tengah tentu butuh stamina dan energi prima. Dengan makan yang teratur kita bisa tetap menikmati keindahan tempat wisata di Jawa Tengah dengan nyaman. Selamat mencoba kuliner Rembang!
Tinggalkan Balasan