Bagaimana kabar kawan-kawan komunitas blogger Jombang hari ini? Mudah-mudahan Anda selalu bersemangat ngeblog di masa pandemi ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa aktifitas manusia di masa pandemi telah mengalami banyak perubahan. Banyak pekerja dirumahkan atau dipangkas gaji mereka. Hal ini mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap produk-produk yang dijual di pasar nyata maupun pasar online.
Lalu, bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap perkembangan bisnis online? Apakah masa pandemi ini berdampak pada penghasilan blogger?
Taufik Alwi (2020) melakukan penelitian menemukenali dan menganalisis dampak pandemic Covid-19 terhadap kegiatan bisnis berbasis platform online di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan olehnya adalah metode kualitatif deskriptif, menggunakan sumber data sekunder dari hasil riset, referensi dan pemberitaan online yang terkait dengan penelitian. Waktu penelitian tersebut adalah Januari sampai pertengahan April 2020. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.
Taufik Alwi menemukan bahwa dampak pandemic Covid-19, terkluster pada 3 keaadaan aktivitas bisnis, pertama bisnis bertahan atau stabil, kedua bisnis yang menurun dan ketiga bisnis berkembang.
Jenis bisnis yang stabil di masa pandemi melalui penyesuaian model interaksi menggunakan platform aplikasi online adalah pendidikan, terutama untuk hantaran makan/minuman dan kebutuhan pokok, dan produk kesehatan.
Bisnis yang menurun di masa pandemi adalah bisnis yang berbasis kunjungan atau keberadaan konsumen di tempat sangat terdampak dari pandemi Covid-19, seperti angkutan umum, pariwisata, perhotelan, ritel offline, pusat perbelanjaan, angkutan orang dan barang.
Bisnis yang berkembang karena dinamika pasar dan penyesuaian interaksi menggunakan platform aplikasi online di masa pandemi seperti bisnis telekomunikasi, belanja online (kebutuhan pokok dan produk kesehatan), farmasi, produk kesehatan, termasuk UMKM yang beralih secara inovatif memproduksi produk kesehatan yang dibutuhkan dimasa pandemi Covid-19.
Sementara itu, Tiara Safitri (2020) mengungkapkan bahwa sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat kenaikan pengiriman barang mencapai 80%. Pada kondisi seperti sekarang ini, sekitar 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce. Namun, terdapat juga perusahan jasa pengiriman barang yang menyatakan bahwa kenaikan pengiriman tidak begitu signifikan atau bahkan mengalami penurunan.
Saat ini, industri kurir yang berfokus pada pengiriman paket secara cepat atau last mile delivery mengalami lonjakan pengiriman terutama pada komoditas pangan dan barang-barang kebutuhan pokok. Jenis barang yang mengalami peningkatan pengiriman di antaranya adalah produk makanan, sayur dan buah-buahan, alat kesehatan, serta bahan kimia untuk cairan pembersih (http://epaper.bisnis.com).
Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga semakin berkembang, mulai dari sistem tracking, e-wallet, sampai multidrop. Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online yang sedang bertugas mengantarkan barangnya.
Sementara e-wallet adalah proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai, sedangkan sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
Tinggalkan Balasan