Mengamankan Hentakan Gongseng: Urgensi Pengusulan HKI Tari Remo Boletan sebagai Ekspresi Budaya Tradisi (EBT) Tahun 2025

Di panggung kebudayaan Jawa Timur, Tari Remo adalah sang primadona. Ia adalah hentakan kaki yang gagah, sabetan selendang yang dinamis, dan ekspresi wajah yang penuh karakter. Sebagai tarian pembuka, Remo—baik dalam konteks pertunjukan Ludruk, Wayang Kulit, maupun sebagai tarian penyambut tamu—telah menjadi ikon yang tak terpisahkan dari identitas masyarakat Jawa Timur. Namun, popularitas ini membawa sebuah tantangan: Tari Remo bukanlah entitas tunggal yang monolitik.

Baca Selengkapnya

Usaha Pelestarian Seni Tembang Macapat di Jombang, Jawa Timur

Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang menggerus identitas budaya lokal, seni tembang macapat tetap berdiri tegak sebagai pilar kebudayaan Jawa. Tembang macapat, yang merupakan bentuk puisi tradisional Jawa Kuno berirama, bukan hanya sekadar seni vokal, melainkan juga wadah filosofi hidup, nilai moral, dan warisan leluhur yang kaya akan makna. Pupuh-pupuh seperti Pangkur, Sinom, Asmarandana, dan Kinanthi, dengan cengkok (gaya nyanyian) yang khas serta iringan gamelan slendro-pelog, mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan dalam tradisi Jawa. Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur—sebuah daerah yang dikenal sebagai “kota santri” dengan campuran kuat antara Islam dan budaya Jawa—tembang macapat memiliki posisi istimewa sebagai jembatan antara spiritualitas dan estetika.

Baca Selengkapnya

Tim Tari Pesona Jombang: Pelestari Warisan Budaya Tari Tradisional Jawa Timur

Sejarah Minuman Dawet di Indonesia Jejak Manis dari Masa Lampau hingga Kini

Kabupaten Jombang, yang terletak di jantung Provinsi Jawa Timur, bukan hanya dikenal sebagai kota santri dengan mayoritas penduduknya yang taat beragama, tetapi juga sebagai gudang seni budaya yang kaya akan tradisi. Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, Jombang tetap mempertahankan pesonanya melalui berbagai kesenian tradisional, khususnya seni tari. Salah satu pilar utama dalam pelestarian ini adalah Tim Tari Pesona Jombang, sebuah kelompok seni yang berdedikasi untuk mempromosikan dan mengembangkan tari-tari khas daerah. Tim ini bukan sekadar kelompok penari biasa; ia merupakan jembatan antara masa lalu dan masa depan, di mana gerak tubuh yang lincah bercerita tentang sejarah, nilai kepahlawanan, dan harmoni sosial masyarakat Jombang.

Baca Selengkapnya

Wayang Masuk Sekolah: Membangun Generasi Muda yang Berbudaya di Kabupaten Jombang

Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, pelestarian kesenian tradisional menjadi semakin penting untuk mempertahankan identitas bangsa. Salah satu upaya yang patut diapresiasi adalah program “Wayang Masuk Sekolah” yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang melalui Bidang Kebudayaan. Program ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Kebudayaan yang lebih luas, bertujuan untuk melestarikan kesenian tradisional sekaligus menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan ini, panitia mengundang Bapak Bupati Jombang untuk hadir dalam acara Gelar Budaya Wayang Masuk Sekolah.

Acara Gelar Budaya Wayang Masuk Sekolah digelar pada hari Sabtu, tanggal 27 September 2025, pukul 09.00 WIB hingga selesai, di Perguruan Muhammadiyah, Desa Mentoro, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Acara ini bukan hanya pertunjukan seni, melainkan sebuah gerakan edukatif yang mengintegrasikan warisan budaya ke dalam lingkungan pendidikan. Sebanyak 200 orang murid sekolah hadir dalam acara ini. Mereka berasal dari SDN Mentoro Sumobito, SDN Gedangan 1 Sumobito, SDIT Anak Negeri Bakalan Sumobito, MI Muhammadiyah 6 Gedangan Sumobito, dan MI Muhammadiyah  7 Kedungmlati Kesamben.

Baca Selengkapnya

Permainan Tradisional Obak Buto Galak: Warisan Budaya Jawa yang Menyenangkan dan Mendidik

Permainan tradisional telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, di mana mereka tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana pendidikan nilai-nilai budaya. Salah satu permainan yang menarik perhatian adalah Obak Buto Galak, sebuah variasi unik dari permainan petak umpet yang menggabungkan elemen folklore Jawa dengan lagu dolanan anak. Permainan ini tidak membatasi jumlah pemain; semakin banyak, semakin seru, dan boleh ganjil maupun genap. Di era digital saat ini, di mana anak-anak lebih sering terpaku pada gadget, permainan seperti Obak Buto Galak mengingatkan kita pada kegembiraan bermain di alam terbuka, sambil belajar tentang mitos dan etika sosial. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang asal-usul, cara bermain, makna budaya, variasi, dan manfaat dari permainan ini, dengan harapan dapat melestarikan warisan leluhur.

Baca Selengkapnya

Pengenalan Kesenian Tradisional Wayang Kulit dan Gamelan Jawa di Acara “Pendopo Milik Rakyat, Abah Untuk Semua”

Pada tanggal 18 September 2025, Pendopo Kabupaten Jombang menjadi saksi atas sebuah acara budaya yang penuh makna dan edukasi, yaitu “Pendopo Milik Rakyat, Abah Untuk Semua“. Acara ini berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB, menghadirkan ratusan peserta dari kalangan anak usia dini, khususnya murid-murid Taman Kanak-Kanak (TK) ABA Mojoagung dan TK Muslimat Al-Ashfiya Brodot Bandarkedungmulyo. Dengan tema yang menekankan inklusivitas dan kepemilikan bersama atas ruang publik, acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana pengenalan kesenian tradisional Jawa, terutama wayang kulit dan gamelan. Di tengah era digital yang semakin mendominasi kehidupan anak-anak, inisiatif seperti ini menjadi penting untuk melestarikan warisan budaya bangsa.

Baca Selengkapnya

Pementasan Tari Remo Boletan: Simbol Pelestarian Budaya di Jambore Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang

Pada pagi yang cerah di tengah hiruk-pikuk kegiatan masyarakat Jombang, Hotel Yusro di Jalan Soekarno-Hatta, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, menjadi saksi bisu atas sebuah perayaan budaya yang penuh makna. Tanggal 17 September 2025, Jambore Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang resmi dibuka oleh Bupati Jombang Abah Warsubi dengan pementasan seni tari Remo Boletan yang memukau. Dipentaskan oleh 12 anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, tarian ini bukan sekadar hiburan pembuka, melainkan sebuah pernyataan tegas tentang komitmen pelestarian kesenian daerah di era modern. Di bawah arahan pelatih berbakat Dyah Wahyuningsih, pementasan ini berhasil menyatukan irama gamelan tradisional dengan gerakan dinamis yang mencerminkan jiwa Jombang yang tangguh.

Baca Selengkapnya

Apakah Kuda Lumping Termasuk Kesenian Kelas Bawah?

Mewarnai Gambar Jaranan Kuda Lumping Hitam Putih

Kuda Lumping, atau yang lebih dikenal sebagai Jathilan atau Jaran Kepang di kalangan masyarakat Jawa, merupakan salah satu kesenian tradisional yang kaya akan nilai simbolis dan spiritual. Tarian ini menampilkan sekelompok penari yang menunggangi replika kuda dari anyaman bambu, disertai iringan gamelan dan elemen trance yang membuat penari seolah-olah dirasuki roh. Lahir dari rahim budaya Jawa, Kuda Lumping bukan sekadar hiburan, melainkan cerminan perjuangan rakyat, ritual magis, dan ikatan komunal. Namun, di balik keindahan gerakannya yang lincah dan energik, muncul pertanyaan krusial: Apakah Kuda Lumping termasuk kesenian kelas bawah?

Baca Selengkapnya

Mitos Kemampuan Mistis Dalang Wayang Kulit: Memindahkan Air Seni ke Penonton dan Penjelasan Ilmiah di Balik Ketahanan Mereka

Mitos Kemampuan Mistis Dalang Wayang Kulit Memindahkan Air Seni ke Penonton dan Penjelasan Ilmiah di Balik Ketahanan Mereka

Wayang kulit, sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Indonesia yang paling ikonik, telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Jawa dan Bali selama berabad-abad. Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia pada tahun 2003, wayang kulit bukan hanya hiburan, melainkan juga medium penyampaian nilai-nilai filosofis, moral, dan sejarah. Pertunjukan wayang kulit biasanya berlangsung semalam suntuk, mulai dari malam hari hingga fajar menyingsing, sering kali selama 6 hingga 8 jam tanpa jeda panjang.

Baca Selengkapnya

Festival Dalang Muda se-Jawa Timur 2025: Melestarikan Warisan Luhur Melalui Kreativitas Generasi Muda

Remaja Penabuh Gamelan di Pertunjukan Kesenian Wayang Kulit di Jeruk Kuwik Bareng Jombang (1)

Wayang, sebagai salah satu bentuk seni tradisional Indonesia yang paling ikonik, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya bangsa. Pada tahun 2003, UNESCO secara resmi mengakui wayang sebagai Karya Agung Warisan Manusia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Pengakuan ini bukan hanya sebuah penghargaan, melainkan juga pengingat akan tanggung jawab kolektif untuk menjaga dan melestarikan seni ini. Di Indonesia, pemerintah juga telah menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018.

Baca Selengkapnya