Di sebuah kota kecil, ada sebuah grup pramuka yang terdiri dari berbagai macam agama. Ada yang beragama Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan lainnya. Namun, mereka semua memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menjadi pramuka yang berkarakter dan bermanfaat bagi masyarakat.
Suatu hari, mereka mendapat tugas untuk mengadakan kegiatan bakti sosial di sebuah desa yang terkena bencana banjir. Setelah sampai di desa tersebut, mereka langsung bergerak untuk membantu membersihkan sampah dan lumpur yang menutup jalan.
Namun, ada salah satu anggota pramuka yang agak kesulitan saat memberikan bantuan karena keyakinan agamanya yang tidak memperbolehkan untuk mengenakan pakaian singkat dan bekerja bersama dengan lawan jenis yang bukan keluarga.
Tentu saja, hal ini menimbulkan reaksi dari anggota pramuka yang lain. Beberapa anggota merasa bahwa itu hanya alasan yang tidak masuk akal, karena sebenarnya mereka semua adalah saudara sesama pramuka yang memiliki tujuan sama. Namun, ada juga anggota yang memahami dan menghargai keyakinan temannya, meskipun mereka sendiri tidak mengalami kendala serupa.
Dalam situasi seperti ini, ketua regu pramuka pun turun tangan dan mencari solusi terbaik agar semua anggota bisa berpartisipasi dengan baik. Ketua merencanakan untuk memberikan alternatif pakaian yang lebih sesuai dengan keyakinan temannya, sementara anggota yang lain membantu dengan memberikan dukungan moral dan memahami kebutuhan temannya.
Akhirnya, kegiatan bakti sosial pun menjadi sukses dan semua anggota dapat berpartisipasi dengan baik. Mereka merasa lebih menghargai perbedaan agama dan keyakinan setiap individu, serta mengetahui pentingnya sikap toleransi dan pengertian untuk mencapai tujuan bersama.
Tinggalkan Balasan