Dalam Kejaran Sang Surya

Pada suatu hari di sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Surya, hiduplah seorang pemuda bernama Bima. Bima adalah seorang petani yang rajin dan tekun bekerja. Ia mencintai alam dan memiliki keinginan besar untuk bertemu dengan Sang Surya.

Kisah ini dimulai saat Bima sedang membantu ayahnya, Pak Joko, membersihkan sawah yang baru saja merekaen. Tetapi Bima merasa ada yang janggal dengan keadaan di desa mereka. Pasalnya, beberapa pekan terakhir ini desa tersebut kerap mengalami kemarau panjang.

Akibat kemarau yang melanda, warga desa semakin resah. Mereka mencoba berbagai cara untuk memohon agar hujan turun. Mulai dari melakukan upacara adat hingga ritual keagamaan, namun hasilnya tetap nihil. Bima merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu demi desanya.

Melihat semangat Bima, Pak Joko memberinya wejangan dan cerita tentang legenda Gunung Surya. Menurut legenda, di puncak Gunung Surya terdapat sebuah batu yang konon memiliki kekuatan untuk memanggil hujan. Terlebih, batu tersebut dipercaya sebagai penjaga matahari yang senantiasa mengikuti pergerakan sang Surya.

Mencekam semangat, Bima memutuskan untuk melakukan perjalanan ke puncak gunung demi mendapatkan batu ajaib tersebut. Ia berharap batu itu bisa menjadi solusi atas kemarau yang melanda desa mereka. Meski ayahnya awalnya ragu, ia mengizinkan Bima berpetualang demi desa.

Perjalanan Bima melalui hutan yang lebat dan terjal. Ia bertemu dengan berbagai macam hewan dan rintangan, namun Bima tak pernah menyerah dan terus berjalan dengan tekad yang kuat. Seiring perjalanan, ia mendapatkan banyak pelajaran berharga dari alam yang melatar belakangi langkahnya.

Setelah beberapa hari bersusah payah, akhirnya Bima tiba di puncak Gunung Surya. Sesuai dengan legenda, ia melihat batu besar yang bersinar keemasan. Bima mengambil batu itu dan langit pun mendung, namun hujan belum juga turun. Ia menyadari bahwa ada yang terlewatkan.

Tak lama kemudian, ia bertemu dengan seorang kakek tua yang mengenakan jubah sederhana. Kakek tersebut ternyata adalah Sang Surya yang menyembunyikan diri dalam wujud manusia. Kakek itu memberitahu Bima bahwa untuk mendapatkan kekuatan batu tersebut, ia harus menempuh perjalanan pulang dengan sepenuh hati dan mencintai alam serta sesama manusia.

Bima pun kembali ke desa dengan berbekal pengalaman dan pesan dari Sang Surya. Setelah cukup lama berjuang dan mempraktikkan kebaikan di desa, akhirnya hujan kembali turun dengan lebatnya. Warga pun bersorak bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada Bima yang telah berjuang demi desa.

Sejak saat itu, Bima dikenal sebagai ‘Pemuda Penjaga Surya’ dan menjadi contoh bagi warga desa tentang betapa pentingnya keharmonisan dengan alam dan kasih sayang di antara sesama. Dalam kejaran sang Surya, Bima berhasil menemukan arti sejati kehidupan dan penerimaan atas kekuatan yang ada pada dirinya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *