Tentu dampaknya tidak sama saat sebuah ilmu dihubungkan dengan perumpamaan yang nyata dan ketika ilmu itu disampaikan dengan pemaparan yang kering. Tugas guru adalah menghubungkan pelajaran di sekolah dengan fenomena riil di tengah kehidupan masyarakat. Jika hal itu dapat terlaksana, ilmu yang didapatpun bukan sekedar mengawang-awang di angkasa, namun dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Dan sebaik-baik ilmu adalah yang mampu memberikan manfaat bagi pemiliknya dalam memecahkan permasalahan kehidupan.
Fenomena-fenomena riil yang dilihat murid dapat membangkitkan perasaan yang kuat di dalam jiwa mereka. Ketika fenomena ini dimanfaatkan, maka pengajaran akan menjadi lebih mengena dalam ingatan siswa. Apalagi jika contoh kasus itu terjadi pada diri si murid, maka kejadian nyata dengan pelajaran dan arahannya akan tetap terpahat di benak mereka dan sukar untuk dilupakan. Tentu hasilnya berbeda saat seorang murid memposisikan dirinya sebagai pelaku dan pengamat dalam sebuah peristiwa. Konsep dasar inilah yang perlu Anda pahami sejak awal.
Secara alami, alam berpikir seorang anak dipenuhi dengan ribuan pertanyaan yang berhubungan dengan kejadian yang mereka saksikan secara langsung. Mengapa bayi lahir dari perut seorang ibu? Mengapa setelah bermain air hujan seorang anak mengalami sakit demam? Mengapa kakek yang sudah berusia tua bisa meninggal dunia? Serta masih banyak pertanyaan lain yang mengundang rasa ingin tahu seorang murid. Jangan biarkan pertanyaan-pertanyaan itu menguap begitu saja. Berikan ruang bagi setiap anak untuk bertanya dan menuntaskan dahaga dirinya atas asupan nutrisi ilmu pengetahuan.
Guru yang cerdas dapat menangkap kegelisahan intelektual muridnya serta menterjemahkan ke dalam sebuah diskusi menarik di dalam kelas. Salah satu kebiasaan yang saya lakukan setiap kali mengajar di sekolah adalah memberikan kesempatan bagi seluruh murid di dalam kelas untuk bertanya sedikitnya tiga buah pertanyaan. Pertanyaan yang muncul seringkali tidak berhubungan dengan mata pelajaran yang saya berikan. Tidak masalah. Selama Anda tahu jawabannya, seorang guru wajib menjawab. Namun bila Anda tidak tahu jawabannya, jangan memaksa memberikan penjelasan. Katakan sejujurnya Anda belum pernah membaca informasi tersebut dan memiliki hutang untuk menjelaskan pada pertemuan pembelajaran berikutnya.
Ketika Anda menguasai sebuah pertanyaan dari murid maka jawaban seorang guru pun tidak boleh terlalu abstrak. Sebisa mungkin jawaban itu direalisasikan dalam kehidupan nyata. Misalkan, seorang murid bertanya mengapa mencuri itu dilarang agama dan pelakunya bisa ditangkap polisi. Penjelasan sederhananya adalah mencuri berarti mengambil hak milik orang lain secara tidak benar. Apakah si anak mau hak miliknya diambil orang lain? Tentu saja tidak. Hal itulah yang menjadikan mencuri dilarang negara. Kalimat-kalimat sederhana dapat mempermudah Anda menguasai lebih banyak pengetahuan dari yang Anda kira. Semoga terinspirasi.
Tinggalkan Balasan