Sebaik-baik pengajaran adalah keteladanan hidup dalam bentuk perbuatan. Anak adalah pencontoh yang ulung. Mereka akan meniru perilaku orang tua, guru dan orang-orang yang hidup di sekelilingnya. Atas dasar pemikiran itulah maka setiap guru harus mampu memberikan keteladanan sikap bagi setiap murid yang diajarkan. Keteladanan guru merupakan bentuk pengajaran paling sederhana, paling mudah, dan paling tepat guna. Ribuan kata-kata dapat terwakili oleh sebuah aksi nyata.
Ketaatan seorang guru dalam beribadah kepada Allah merupakan tolak ukur layak dan tidaknya seorang guru untuk dijadikan teladan hidup. Bukan rahasia lagi, seorang guru yang memiliki kedekatan secara spiritual dan emosional kepada Tuhannya akan memiliki lebih banyak motivasi untuk membimbing muridnya menjadi lebih baik. Kalimat sederhananya adalah seperti ini: bagaimana seorang guru bisa mengajarkan kebaikan kepada muridnya sedangkan dirinya sendiri saja belum mampu berbuat baik.
Profil guru ideal yang bertakwa kepada Allah saat ini terus didengungkan oleh Pemerintah, baik melalui instrumen hukum positif maupun norma-norma keagamaan. Namun sayangnya belum semua guru mampu menunjukkan itikad baik dalam usaha memperbaiki perilaku-perilaku ibadahnya kepada Tuhan. Masih sering kita jumpai berita seorang guru melakukan tindak kriminal sehingga harus berurusan dengan pengadilan. Inilah salah satu penyebab mengapa guru saat ini makin jauh dari level wajib digugu lan ditiru. Tingkat kesalihan hidup yang menurun telah menyebabkan dekadensi moral guru.
Kunci utama menumbuhkan ketakwaan pada diri seorang guru adalah bahwa setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak. Guru sholeh akan selalu merasa diawasi Allah, bukan sekedar menjadi pusat perhatian para murid. Sudah sewajarnya bahwa sebagai umat beragama seorang guru harus berkomitmen mematuhi ajaran-ajaran agamanya serta menjauhi larangan-larangan agamanya secara sempurna. Bukankah Tuhan menciptakan manusia tidak lain untuk menyembah kepada-Nya.
Menjadi seorang guru sholeh atau sholehah bukan berarti tanpa kesalahan. Sudah menjadi sifat manusia untuk berbuat salah. Namun sejauh mana kemampuan seorang guru berkomitmen memperbaiki kesalahannya sedniri itulah yang akan menjadi keteladanan sikap bagi siswa yang diajarnya. Semoga tulisan sederhana ini mampu menginspirasi Anda. Mari mengajar anak bangsa agar masa depan negara ini menuju pada negara yang beragama dan beriman pada Tuhannya.
Tinggalkan Balasan