Bertahun-tahun saya tinggal di desa Latsari dan bertetangga dengan Kedunglo, baru kali ini saya mengalami kejadian lucu sekaligus memalukan. Desa Kedunglo, lebih dikenal dengan nama Desa Dunglo, ternyata tidak sama dengan Desa Karanglo. Nama wilayah di Kecamatan Mojowarno ini boleh mirip, namun lokasi administratif bisa berbeda jauh. Bagaimana awal mula kejadian lucu ini berlangsung?

Salah satu putri paklik, adik kandung ibu, beberapa hari lagi akan menikah. Saya diminta bantuan paklik mengantar undangan resepsi pernikahan kepada Pak Carik desa sebelah. Pak Carik adalah sebutan bagi pejabat Sekretaris Desa. Pada surat undangan tertulis nama Pak Carik Kedunglo. Pukul delapan pagi saya bergegas menuju desa Dunglo sendirian. Mau minta ditemani sama saudara lainnya kok ya sungkan.

Untuk urusan mencari alamat yang belum dikenal, kita harus pakai prinsip: malu bertanya sesat di jalan. Saya mulai bertanya pada seorang ibu yang sedang berbelanja pada gang pertama Desa Kedunglo mengenai keberadaan rumah Pak Carik Kedunglo. Ternyata jawaban ibu tersebut bukan memberi tahu rumah Pak Carik, tapi malah menertawakan saya.

“Sampeyan ini gimana sih, mas? Dunglo itu nggak punya Pak Carik. Yang ada itu Pak Carik Desa Karanglo”, katanya dengan nada sinis.

“Oww…”, saya cuma melongo.

“Rumah sampeyan mana?”, tanyanya dengan nada selidik.

Secara refleks saya menjawab, “Saya dari Guwo”.

“Lha iya, kalau memang dari Guwo seharusnya tahu kalau Dunglo itu nggak punya Pak Carik. Guwo sama Dunglo kan cuma dibatasi sungai. Gitu saja nggak tahu warga sini”.

Aduh, ini ibu lagi tanggal tua pengennya makan orang saja. Sepertinya saya salah tempat bertanya. Sialnya, di sekitar lokasi saya bertanya tersebut ada beberapa ibu lain yang ikut mendengarkan pembicaraan kami. Muka ini merah padam menahan malu. Saya cuma cengengesan nggak tahu harus gimana lagi. Sambil mengucapkan terima kasih saya pamit melanjutkan perjalanan.

Salah satu warga lainnya nyeletuk, “Lain kali jangan ngaku warga Guwo, mas. Bilang dari desa yang jauh. Wonosalam, Kandangan, Mojoagung atau mana gitu biar nggak ketahuan kalau jarang keluar rumah”. Saya cuma tersenyum mendengar becandaan ibu tersebut. Ada benarnya sih. Saya kan jarang main kesini. Selama bertahun-tahun saya tinggal di Surabaya dan sekarang kerja rumahan.

Lain Ladang, Lain Belalang

Jadi… ada beberapa pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kejadian seru ini. Yang pertama, jarak Desa Guwo dan Desa Dunglo memang dekat. Keduanya terbelah oleh sungai selebar 10 meter. Namun kehidupan warga kedua desa jauh berbeda. Interaksi sosial warga dari dua desa tidak begitu kental. Jadi saya anggap wajarlah kalau ibu tadi agak sensi terhadap pertanyaan konyol yang saya ajukan.

Lain halnya dengan Desa Sidoluwih atau lebih dikenal Desa Bulak Kunci. Warga Bulak Kunci dan Guwo lebih akrab karena batas desa hanya sebuah pematang sawah. Penduduk Guwo dan Bulak Kunci juga sering mengadakan kegiatan bersama. Misalnya acara takbir keliling yang diadakan pada malam Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Selain itu, banyak warga Bulak Kunci yang menikah dengan warga Guwo sehingga semangat kekeluargaan tambah lekat.

Perbedaan Pejabat Desa dan Dusun

Lalu informasi penting lain yang saya dapat adalah Dunglo nggak punya Pak Carik. Yang punya Pak Carik adalah Dusun Karanglo. Dusun dan desa adalah jenjang Pemerintahan yang berbeda. Dusun Karanglo sendiri merupakan gabungan dari beberapa desa, yaitu Dunglo, Bayeman, Klagen, Bajang, Srapah, dan Gondek. Lalu poin penting lainnya adalah Pak Carik Karanglo bertempat tinggal di Desa Klagen. Tuh kan, pasti Anda bingung membaca artikel ini.

Singkat kata, Pak Carik Karanglo rumahnya di Klagen, bukan di Dunglo. Saya pun bergegas kesana untuk mengantar surat undangan. Dari perjalanan naik motor menuju Klagen tersebut saya baru tahu jika wilayah kelurahan Karanglo itu luas sekali. Karanglo terbagi menjadi beberapa desa namun memiliki satu kepala desa dan sekretaris desa (Pak Carik) yang sama. Bagi bukan warga asli Karanglo mereka akan bingung menemui pejabat desa karena lokasi yang luas.

Kali ini saya cukup senang bisa menjejalahi sebagian wilayah Kabupaten Jombang bagian selatan. Saya selalu penasaran, next days saya akan kemana lagi ya? Kemana kemana kemana… ku harus mencari kemana…. #AlamatPalsu #AyuTingTing