Kerata Basa: Guru Kudu Iso Digugu Lan Ditiru

Contoh Perbuatan Berbakti Kepada Orang Tua dan Guru

Apa kabar warga Jombang dan sekitarnya? Kita bertemu lagi dengan artikel blogger Jombang untuk masyarakat Indonesia. Artikel kali ini akan membahas pelajaran Bahasa Jawa, khususnya tembung kerata basa. Apakah arti kerata basa? Apakah bahasa Jawa yang satu ini sulit dipahami? Ayo kita belajar bahasa Jawa!

Bahasa Jawa memiliki macam kata ‘kerata basa’, yaitu sejenis akronim dalam bahasa Indonesia. Orang Jawa sejak dulu suka membuat simbol atau kiasan untuk menyampaikan maksud isi hati mereka. Kerata basa mewakili satu cara dari sekian banyak kiasan yang dipakai oleh para sesepuh masyarakat Jawa ketika memberi wejangan kepada anak didik. Guru adalah kerata basa yang berasal dari kata ‘kudu digugu lan ditiru’.

Kalimat ‘kudu digugu lan ditiru’ dalam bahasa Indonesia berarti ‘harus dipatuhi dan diteladani’. Kerata basa ini memiliki makna bahwa setiap siswa harus mematuhi segala ucapan guru dan meneladani segala perilaku guru. Kerata basa guru juga mengisyaratkan bahwa setiap guru harus bijak bersikap sehingga mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi setiap muridnya. Peran guru sangat dihormati oleh masyarakat Jawa. Mereka beranggapan bahwa guru adalah salah satu pilar penting dalam membangun negara.

Beda Guru dan Pengajar

Apakah kerata basa guru, digugu lan dituru saat ini masih dipakai masyarakat Jawa saat modern? Saya meragukannya. Sangat jarang saya menemukan orang yang benar-benar bisa menjadi guru sejati. Yang sering saya temukan adalah para pengajar. Apakah guru dan pengajar berbeda? Tentu saja berbeda. Keduanya memiliki konten dan konteks yang tidak sama. Bungkus dan isi dari kedua profesi itu berbeda. Apakah perbedaan keduanya?

Tugas pengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Setelah pelajaran disampaikan habis perkara. Sementara itu, tugas guru adalah selain menyampaikan ilmu pengetahuan, dia juga harus bisa memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Profesi pengajar hanya ada di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, sedangkan profesi guru berlaku di sekolah dan di tengah kehidupan masyarakat. Guru bermakna lebih luas dari sekedar mengajar murid. Tanggungjawab guru pun lebih besar, bukan hanya menyelesaikan kegiatan tatap muka di dalam kelas.

Kabar baiknya adalah Anda bisa menjadi guru bagi setiap orang, terutama anak-anak di rumah. Keteladanan orang tua merupakan guru terbaik bagi anak-anaknya. Jadi, apakah Anda termasuk guru terbaik bagi anak-anak di rumah Anda? Atau jangan-jangan Anda hanya menjadi pengajar tanpa pernah memberi keteladanan sikap yang terpuji kepada anak-anak? Semoga artikel ini bisa menjadi bahan renungan untuk kebaikan kita semua. Salam The Jombang Taste!

Komentar

9 tanggapan untuk “Kerata Basa: Guru Kudu Iso Digugu Lan Ditiru”

  1. Avatar Mada Azhari
    Mada Azhari

    Sayangnya, banyak guru sekarang tidak mampu memberi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Sangat memprihatinkan.

    1. Avatar Agus Siswoyo

      Mari dimulai keteladanan itu dari diri kita sendiri dan sekarang juga.

  2. Avatar Deka
    Deka

    Guru yang baik bisa memberi teladan kehidupan bagi murid-muridnya.

  3. Avatar Rumah Cerdas Islami
    Rumah Cerdas Islami

    Setuju sanget Pak Sis.

  4. Avatar Stefani
    Stefani

    Setiap guru adalah teladan kehidupan.

  5. Avatar Aryo
    Aryo

    Leres cak. Guru kudu iso paring contho kabecikan.

  6. Avatar Rosiana
    Rosiana

    Aku suka blog ini. Bahasanya mudah dipahami dan isinya bermanfaat.

  7. Avatar Cak Mashuri
    Cak Mashuri

    Ora mung ditiru, tapi yo kudu iso dadi teladan.

  8. Avatar Debby
    Debby

    Tulisan yg sangat inspiratif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *