Pada suatu hari di dalam hutan yang indah dan rindang, hiduplah seekor gagak yang buruk rupa bernama Gogo. Gogo bukanlah gagak biasa, ia memiliki kemampuan khusus untuk bisa berbicara dan bernyanyi dengan suara yang begitu merdu.
Semua binatang yang tinggal di hutan sering kali terheran-heran dengan keunikan yang dimiliki oleh Gogo. Namun, banyak juga yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa seekor gagak yang buruk rupa seperti Gogo mampu memiliki suara yang begitu indah. Akibat penampilan yang tidak menarik, Gogo seringkali diejek dan dijauhi oleh binatang-binatang lain di hutan.
Satu hari, Gogo merasakan kesedihan yang begitu dalam akibat perlakuan yang diterimanya. Ia tidak mengerti mengapa teman-temannya hanya menilai dirinya dari penampilan luar saja. Gogo pun memutuskan untuk berbicara dengan bijak yang tinggal di pinggir hutan, Pak Raden Singa.
“Saudara Gogo, mengapa kamu tampak begitu sedih?” tanya Pak Raden Singa dengan nada lembut.
“Guru, saya sedih karena penampilan saya yang buruk membuat saya sering dijauhi dan diejek oleh teman-teman di hutan,” sahut Gogo dengan kalut.
“Bukankah kamu memiliki kelebihan yang luar biasa? Mengapa kamu tidak mencoba menunjukkan keunikanmu itu kepada mereka?” saran Pak Raden.
Gogo lantas merenung dan memikirkan saran dari Pak Raden Singa. Ia menyadari bahwa dirinya harus bangga dengan apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Dari situlah, Gogo mulai merancang sebuah rencana untuk membuktikan dirinya.
Esok harinya, Gogo mengundang semua binatang di hutan untuk menghadiri sebuah konser yang akan diadakan di tengah hutan. Di waktu yang ditentukan, para binatang berkumpul untuk melihat penampilan Gogo.
“Saudara-saudara, malam ini saya akan memberikan sebuah pertunjukan yang akan menghibur kalian semua. Saya ingin membuktikan bahwa penampilan bukanlah segalanya. Mari kita nikmati malam ini bersama-sama!” ujar Gogo dengan penuh semangat.
Begitu Gogo mulai bernyanyi, semua binatang terpaku oleh suara merdunya yang begitu indah. Gogo bernyanyi dengan begitu menggugah hati, hingga semua binatang yang hadir larut dalam keindahan musik yang diciptakan.
Setelah konser berakhir, satu per satu binatang yang tadinya mencemooh Gogo mulai datang untuk meminta maaf. Mereka menyadari bahwa penampilan luar bukanlah segalanya dan keunikan seseorang harus dihargai.
Sejak hari itu, Gogo menjadi sosok yang dihormati oleh banyak binatang di hutan. Pengalamannya mengajarkan mereka bahwa penampilan tidak menentukan kebaikan hati dan kemampuan seseorang. Para binatang pun mulai saling menghargai perbedaan di antara mereka dan hidup dalam kedamaian dan harmoni.
Tinggalkan Balasan