Apa kabar kawan-kawan komunitas blogger Jombang? Semoga bulan Agustus ini membawa semangat bagi anda untuk mencapai kesuksesan dalam beraktivitas sehari-hari. Agustus merupakan bulan istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia. Agustus adalah waktu tepat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bersukacita dan merayakan hari kelahiran Negara Republik Indonesia.
Berbagai persiapan dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk merayakan hari raya kemerdekaan Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Namun khusus untuk tahun 2020 ini perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai di Indonesia memaksa setiap pemerintah daerah untuk menetapkan aturan ketat bagi berkumpulnya masyarakat dalam jumlah banyak.
Dampak paling besar bagi anak-anak ketika perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia jatuh pada masa pandemi adalah tidak dapat mengikuti berbagai perlombaan permainan tradisional dan adu ketangkasan. Mereka tidak diperbolehkan hadir di sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka. Akibatnya adalah anak-anak tidak dapat mengikuti lomba perayaan Agustusan di sekolah mereka. Tidak ada lagi lomba gerak jalan, lomba cerdas cermat keagamaan, maupun pertandingan olahraga antar lembaga pendidikan atau sekolah di tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.
Memahami tingkat kebosanan para siswa selama menjalani kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR), penulis berinisiatif menyiapkan program hiburan bagi para siswa. Penulis mengadakan sendiri perlombaan bagi anak-anak yang mengikuti pembelajaran membaca dan menulis Alquran di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al Mujahidin. TPQ Al Mujahidin berada di Dusun Guwo Desa Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. TPQ ini menjadi tempat belajar bagi 35 anak setiap sore.
Lomba-lomba perayaan Agustusan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia telah dilaksanakan di TPQ Al Mujahidin beberapa hari yang lalu. Sejumlah lomba ketangkasan telah dilakukan oleh santri yang terbagi menjadi kelompok A dan B. Diantara lomba tersebut antara lain lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba sunggi tempeh, lomba estafet bendera, dan lomba memindahkan kacang. Saat ini masih ada beberapa lomba lain yang sedang dalam perencanaan. Sebanyak 32 orang santri mengikuti lomba-lomba tersebut dengan gembira.
Semangat para santri untuk mengikuti berbagai lomba Agustusan tahun ini terlihat dari minat mereka untuk mengikuti kegiatan ini. Sebagian besar santri mengikuti berbagai jenis lomba yang dipertandingkan. Hanya beberapa orang santri saja yang tidak berpartisipasi dalam sebuah lomba karena alasan kesehatan diri. Acara lomba-lomba Agustusan dimulai selepas jamaah shalat ashar, yaitu sekitar pukul setengah empat sore Hingga menjelang pukul lima sore. Mereka bergembira mengikuti lomba-lomba ini hingga usai.
Perlombaan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya melulu mengenai kekuatan fisik saja. Para santri TPQ Al Mujahidin pun akan mengikuti lomba-lomba di bidang keagamaan. Sejumlah lomba di bidang agama telah penulis siapkan untuk menyemarakkan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Diantara lomba tersebut adalah lomba berpidato, lomba adzan dan iqomah, lomba melantunkan pujian, lomba menghafal doa, lomba menghafal surat pendek, serta lomba cerdas cermat berkelompok. Mudah-mudahan berbagai lomba di atas bisa menumbuhkan semangat kecintaan terhadap tanah air sekaligus meningkatkan semangat belajar pada santri di masa pandemi ini.
Semoga kegiatan perlombaan permainan tradisional dan adu ketangkasan dalam rangka Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia bisa memberikan hiburan bagi para santri di masa pandemi. Bagaimana dengan kegiatan lomba Agustusan di tempat tinggal Anda? Apakah pemerintah desa tempat tinggal Anda telah merencanakan mengadakan kegiatan perlombaan ataupun panggung gembira pada tanggal 17 Agustus 2020 nanti? Silakan berbagi pengalaman pada kolom komentar dibawah ini.
Tetap cemungut ustadz! kita tetap butuh lomba-lomba Agustusan walaupun dilaksanakan dalam lingkup yang kecil dan jumlah peserta yang terbatas.
Memang paling seru kalau masih ada acara seperti itu di desa-desa. Aslinya perlombaan di desa sekarang kan semakin jarang karena masa pandemi ini. kalau saja pemerintah Desa mendukung Perlombaan di bidang agama pasti akan lebih mendidik bagi anak-anak.