Mama Jerapah Berleher Pendek

Sekali waktu, di tengah hutan Afrika, hiduplah seorang jerapah bernama Jema, yang berbeda dari jerapah yang lain. Bukan karena warna atau bintik-bintik kulitnya, tetapi karena Jema memiliki leher yang pendek. Sesuatu yang sangat tidak biasa bagi jerapah.

Mama Jema yakin bahwa Tuhan menciptakan setiap kehidupan dengan keunikannya masing-masing, termasuk Jema. Namun, jerapah-jerapah di hutan sering mengejek dan menertawakan Jema karena perbedaan yang dimilikinya. Para jerapah itu berkata bahwa Jema bukanlah jerapah sejati karena lehernya yang pendek. Hati Jema sangat terluka mendengarnya.

Setiap malam, Mama Jema selalu menghibur dan menguatkan Jema. Ia berkata, “Jema, kamu adalah jerapah yang unik dan spesial. Kamu harus bangga dengan dirimu sendiri. Hargai dirimu dan jangan pernah merasa rendah diri hanya karena perbedaanmu.”

Pada suatu hari, hutan mereka dilanda kekeringan. Sumber-sumber air yang biasa mereka minum mengering dan menghilang. Para jerapah yang lain khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa. Mereka mencoba mencari air di puncak pohon tertinggi dengan leher panjang mereka, namun merekapun gagal karena pohon-pohon sudah kering.

Kemudian, Jema melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh jerapah lainnya karena leher mereka yang panjang. Di rerumputan yang rendah, terdapat sumber air kecil yang muncul dari bawah tanah. Jema bergegas mengabarkan hal ini kepada kawan-kawannya.

Meski dengan malu, para jerapah mengakui bahwa mereka salah telah meremehkan dan mengejek Jema hanya karena lehernya yang pendek. Mereka pun meminta maaf kepada Jema, dan sejak hari itu, mereka tidak pernah lagi menertawakan apa pun yang berbeda dari diri Jema.

Di lain pihak, Jema merasa bangga karena dia tidak membalas ejekan dengan ejekan, malah dia telah membantu mereka semua. Mama Jema sangat bangga dan berkata, “Anakku, sekarang kamu tahu tidak ada yang salah dengan perbedaanmu. Hanya karena kamu berbeda, bukan berarti kamu lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lain. Kamu adalah kamu.” Dan semenjak itu, Jema tidak pernah merasa minder lagi karena lehernya yang pendek.

Dan begitulah kisah Mama Jerapah Berleher Pendek dan anaknya, Jema, yang mengajarkan kita semua bahwa perbedaan bukanlah hambatan, tetapi sesuatu yang harus kita hargai dan kita banggakan. Sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya keunikan yang dimiliki setiap individu dapat menjadi sesuatu yang luar biasa bila digunakan dengan cara yang benar.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *