Menemukan Putri yang Hilang di Hari Fitri

Ibu Fatimah duduk di sofa dengan wajah murung. Hari raya telah tiba, namun kebahagiaan dalam dirinya merasa tidak lengkap. Anaknya, Ahmad, hilang saat mereka bertandang ke salah satu silaturahmi keluarga di kota sebelah.

Ibu Fatimah telah mencari Ahmad di sekitar tempat kejadian, namun tidak menemukannya. Ia bahkan sudah meminta bantuan orang-orang tetangga untuk mencari sosok anak laki-lakinya yang berusia lima tahun itu. Namun semua tidak membuahkan hasil. Ibu Fatimah merasa panik dan hampir kehilangan harapan untuk menemukan anaknya.

Hingga akhirnya, Ibu Fatimah mendapat ide untuk menghubungi polisi dan membuat laporan kehilangan. Setelah mengisi formulir dan menjelaskan detail tentang hilangnya Ahmad, Ibu Fatimah merasa sedikit tenang. Setidaknya, kepolisian akan membantu mencari anaknya.

Beberapa jam sudah berlalu. Namun saat acara silaturahmi berakhir, Ibu Fatimah menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Saat Ibu Fatimah mengangkat telepon, seorang pria berbicara di seberang sana.

“Assalamualaikum, bu. Saya Sumanto, teman keluarga Bapak Kasim dari kota sebelah. Ada anak laki-laki berusia lima tahun di rumah kami yang bilang seorang ibu mencarinya. Apakah itu anak bu?.”

Ibu Fatimah terkejut dan langsung memberi tahu Sumanto bahwasannya Ahmad yang dicarinya terakhir kali berada di acara silaturahmi keluarga Kasim di kota sebelah. Sumanto lalu menjemput Ibu Fatimah dan merangkai temu kembali dengan anaknya di rumah keluarga Kasim.

Ibu Fatimah sangat bersyukur dan merasa lega sekaligus bersyukur karena Ahmad ditemukan. Ahmad sendiri ternyata bermain dengan anak-anak temannya dan lupa memberi tahu ibunya. Ibu Fatimah mengambil pelajaran penting tentang pentingnya menjaga anak di luar rumah agar tidak kehilangan mereka.

“Terima kasih banyak, Sumanto. Terima kasih keluarga Kasim sudah menjaga Ahmad.”

“Kami hanya ingin membantu, Bu. Semoga ada hal yang lebih baik saat melihat keluarga bahagia ini bersama-sama lagi.”

Ibu Fatimah merasa sangat terharu dan bersyukur. Di hari raya yang penuh berkah ini, Ibu Fatimah merasa bahagia karena mendapatkan kembali anugerah terindahnya sebagai seorang ibu: anak kecil yang walaupun nakal, tetapi sangat dicintai. Dan dari sana, Ibu Fatimah merasa bahwa kebahagiaan keluarga adalah titik terpenting pada Hari Raya Idul Fitri.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *