
Peringatan Hari Kartini di SDN Latsari tahun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April 2018 ini. Para guru memakai baju adat Jawa selama menjalankan aktifitas mengajar siswa. Acara perayaan dimulai pukul tujuh pagi ketika semua siswa berbaris di halaman sekolah. Semua guru dan siswa SDN Latsari menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Ibu Kita Kartini secara bersama-sama. Suasana khidmat terasa sepanjang pelaksanaan upacara pagi hari ini. Tidak tampak canda-tawa anak-anak sebagaimana upacara biasanya.
Lima orang siswa dari kelas satu dan kelas dua membacakan puisi tentang perjuangan Kartini. Puisi tersebut dibuat mereka sendiri maka tidak mengherankan jika bahasa yang tertulis agak kacau dan dangkal pemahaman. Bagi saya hal itu tak jadi soal. Mereka sudah berani tampil dan mengekspresikan diri itu saja sudah bagus. Kemampuan membaca puisi mereka pun masih terbatas. Setidaknya anak-anak telah diberikan kesempatan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Setelah pembacaan puisi selesai, Kepala SDN Latsari, Bu Setyoningsih, memberi sambutan di hadapan 119 orang siswa dan 10 orang guru. Beliau memberikan semangat kepada semua siswa agar lebih tekun belajar. Terlebih lagi untuk siswa putri harus bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya tanpa merasa rendah diri di hadapan teman-teman pria. Beliau mencontohkan perempuan jaman sekarang pun bisa menjadi pemimpin, seperti halnya beliau yang sekarang menjadi Kepala Sekolah.
Sederhana dan Sarat Makna
Acara peringatan Hari Kartini tahun 2018 ini dilanjutkan dengan bersalam-salaman antara guru dan semua murid. Kemudian para guru mengabadikan momen peringatan hari Kartini ini dengan berfoto bersama. Terakhir, sebuah tumpeng menjadi sajian makan bersama yang sarat tenaga setelah lelah berdiri saat upacara dan bergaya di depan kamera. Tak terasa, baju adat yang saya pakai telah basah oleh keringat. Acara hari kartini tahun ini sederhana tapi menyenangkan.
Saya bersyukur pelaksanaan Hari Kartini tahun 2018 di SDN Latsari tidak mengharuskan guru memakai baju adat lengkap. Saya mendapat curhat dari salah satu kawan guru mengenai perlombaan hari Kartini di lembaga tempatnya mengajar. Betapa ribetnya bagi dia untuk mencari persewaan baju adat Jawa lengkap beserta sepatu selop. Dia sudah mencari persewaan ke beberapa salon namun belum memperolehnya. Nah, kalau keadaannya seperti ini makna perayaan Hari Kartini bukan pada penyadaran pendidikan perempuan, tetapi pada pesta pora memakai baju adat.
Semoga perjuangan Raden Ajeng Kartini tidak tersisa di pakaian adat semata, tetapi menginspirasi setiap wanita untuk mendidik diri lebih baik. Bagaimanapun, pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah keadaan diri seseorang. Perempuan jaman sekarang bukan sekedar ban serep perjalanan hidup pria. Perempuan pun mampu memberi kontribusi nyata dalam peradaban bangsa. Ingatlah bahwa perempuan hebat yang paling berjasa dalam hidup Anda bernama sosok ibu. Beliaulah pembentuk karakter Anda sejak lahir hingga dewasa.
Jika siswa disini begitu heboh merayakan hari Kartini, lalu bagaimanakah bentuk perayaan Hari Kartini di lingkungan Anda? Apakah Anda juga memakai busana adat setempat saat datang tanggal 21 April setiap tahun? Silakan berbagi pengalaman di kolom komentar.
11 tanggapan untuk “Peringatan Hari Kartini Tahun 2018 di SDN Latsari Mojowarno”
Wow serunya para guru narsis. KSnya juga keren.
Teacher jaman now demen ngeksis kalo ada acara. Mudah2an bisa ngeksis juga dlm memacu prestasi murid.
Muridnya kok nggak keliatan pake baju adat?
Gurunya hebring euy…
Sama mas. Ditempati juga kayak gitu. Kartinian cuma mejeng.
Kartini adalah contoh muslimah yg baik.
Masih mending pakai baju adat, daripada merayakan pakai baju renang.
Bu gurunya cantik-cantik nih. Pak gurunya kok malu-malu difoto.
Aku juga pakai baju adat di hari kartini. Dibuat seru seruan aja.
Acara bagus utk anak.
Semangat pak guru!