Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online tahap pertama telah selesai dilaksanakan untuk sekolah negeri di Kabupaten Jombang pada hari ini, Jumat 29 Juni 2018. Susunan peringkat terbaru PPDB Online untuk jenjang SMP Negeri pun telah dipastikan sudah final. Hasil PPDB Online pun bisa ditebak. Siswa pendaftar yang berdomisili di sekitar lokasi sekolah negeri berhasil menguasai daftar atas PPDB Online. Sebaliknya, siswa pendaftar dari luar desa atau kelurahan sekolah terpaksa harus gigit jari sambil menerima kenyataan pahit hanya bisa melanjutkan ke sekolah swasta.
Saya pun terkena imbas dari sistem zona yang diterapkan dalam PPDB Online. Tadi pagi rumah saya diserbu beberapa murid kelas 6 lembaga pendidikan SD tempat saya mengajar. Anak-anak itu meminta bantuan saya untuk mengurus administrasi berkas melanjutkan daftar sekolah ke SMP swasta yang mereka sukai. Kebetulan hari ini sekolah masih tutup karena libur panjang masih berlangsung sampai dua pekan ke depan. Rumah saya menjadi rujukan anak-anak karena rumah saya memiliki jarak paling dekat dengan sekolah. Saya pun harus bolak-balik pinjam kunci sekolah.
Terdapat 23 siswa lulusan SDN disini tahun ini. Sebagian besar mereka mendaftar ke jenjang sekolah berikutnya lewat PPDB Online. Menurut pengakuan mereka, hanya ada tiga siswa asal Latsari yang lolos PPDB Online ke sekolah berstatus negeri. Tiga siswa tersebut menggunakan beberapa jalur pendaftaran yang berbeda. Misalnya, Aziz mendaftar melalui jalur umum, Karin mendaftar melalui jalur keluarga miskin, dan Husnil mendaftar melalui jalur prestasi. Masing-masing jalur pendaftaran memuat resiko dan tantangan tersendiri. Para siswa mengikuti perkembangan klasemen PPDB secara online setiap hari.
Pada hari terakhir pendaftaran telah bisa ditebak hasil PPDB tahap pertama. Sungguh fakta yang menyesakkan dada. Banyak siswa pandai gagal masuk sekolah negeri hanya karena tempat tinggal mereka berada di luar zona 1. Keadaan yang sangat tidak menguntungkan sekolah negeri ini bukanlah tanpa sebab. Sebenarnya maksud pemerintah sudah baik, yaitu menghilangkan tumbuhnya sekolah favorit di wilayah perkotaan dan agar siswa bersekolah di lembaga pendidikan terdekat dengan rumahnya. Namun niat yang baik saja belum cukup jika tidak dilaksanakan dengan benar.
Kita lihat saja perkembangan PPDB Online berikutnya. Apakah Pemerintah melalui Dinas Pendidikan masih bersikeras melanjutkan PPDB Online untuk tahun depan? Ataukah nanti ada formula terbaru yang bisa digunakan untuk menyeleksi siswa baru secara transparan, adil, setara dan berimbang?
Mereka bukan korban. Sistemnya sdh bagus. Hanya saja blm ada sosialisasi yg benar.
Dimanapun sekolahnya, semoga ilmu yg didapat barokah.
Selamat datang di dunia pendidikan Indonesia.
Nggak usah lebay. Mereka itu bkn korban. Aturan ini sdh berlaku lama. Hanya saja kmrn2 para ortu kurang jeli melihatnya. Skrg krn ada hape canggih, semua merasa paling pintar, termasuk guru SD.
Tetaplah semangat sekolah dimanapun kamu berada.
kalau nggak mau susah ppdb online, bikin sekolah sendiri aja biar pasti masuk dan diterima.
Selamat bergabung di sekolah NKRI, Negeri Kaya Rawan Intimidasi.
SekoLah swasta yo apik kok mas. Sing Penting bocahe kudu semangat.
Kenapa bnyk orang tua menyalahkan sistem? Sistemnya sdh baik. Ubahlah cara pikir dan sikap Anda sendiri. Itu jauh lbh mudah daripada mengkambinghitamkan pihak ketiga.
Bentar lagi RSJ penuh remaja.
Sekolah swasta tidak kalah bagus. Tinggal kita mau serius belajar atau tidak.
Apakah peran sekolah asal dalam proses PPDB?
Selamat belajar nak. Semoga sukses.
Belajarlah yg rajin agar mampu bersaing.
Tidak perlu mendramatisir keadaan. Semua bisa terjadi dlm hidup ini.
Gurunya harus ekstra keras dan cerdas mengajar murid.
Pendidikan Indonesia penuh drama.
Makanya belajar yang pintar biar bisa lolos seleksi masuk sekolah….