Curhat Buruh Pabrik yang Kesulitan Pulang Kampung Akibat COVID-19

https://www.instagram.com/p/B-pHqADA_8g/?utm_source=ig_web_copy_link

Aku yang dianggap kebal virus oleh perusahaan. Dan aku yang dianggap pembawa virus oleh kampung halaman.” (Ridwan)

La yo, moleh nang omahe dewe ae diawasi koyok teroris.” (Ali)

Beragam respon masyarakat muncul setelah pembentukan Pos Pantau Terpadu Layanan dan Pendataan Siaga Covid-19 di desa-desa di wilayah Kabupaten Jombang. Pos Pantau Terpadu Layanan dan Pendataan Siaga Covid-19 telah didirikan di gedung-gedung Sekolah Dasar Dasar (SD) di seluruh desa di wilayah Kabupaten Jombang kemarin (6/4/2020).

Sebagian besar masyarakat menanggapi positif pembentukan pos pelayanan dan pendataan siaga Covid-19 di Jombang. Masyarakat diminta berpartisipasi secara aktif dalam melaporkan kehadiran warga pendatang di lingkungannya. Setidaknya masyarakat memiliki keyakinan bahwa pandemi virus corona ini bisa diatasi oleh negara melalui sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga pemerintah desa.

Kelompok yang terdampak terhadap kebijakan pembentukan pos siaga Covid-19 adalah para pekerja atau buruh pabrik yang aktif melakukan perjalanan pulang kampung setiap akhir pekan. Mereka menganggapi kebijakan social distancing, karantina daerah dan kewajiban tetap masuk kerja oleh perusahaan di tengah wabah virus corona sungguh bertolak belakang. Pada satu sisi mereka dilarang berkumpul secara masal. Namun di sisi lain tetap ada tuntutan bekerja secara optimal.

Seperti halnya pada dua komentar warga Jombang di atas atas yang penulis ambil dari grup WhatsApp. Terdapat perasaan tidak nyaman di kalangan buruh pabrik karena mereka tetap diharuskan produktif oleh perusahaan tempat mereka bekerja selama pandemi Virus Corona berlangsung. Sementara itu ketika mereka berniat untuk pulang kampung ke rumah masing-masing diberlakukan pengawasan secara ketat. Sentimen negatif bisa saja muncul di tengah kepanikan kondisi darurat sipil seperti saat ini. Seperti Inikah Rasanya Social Distancing?

Disinilah kita perlu meluruskan pemahaman bersama dari tujuan pembentukan pos siaga Covid-19 di desa-desa di Kabupaten Jombang. Tujuan dari pembentukan Pos Siaga Covid-19 adalah untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan virus Corona oleh warga yang berasal dari luar kota atau kabupaten yang termasuk zona merah Covid-19. Tidak ada ada tujuan untuk mempersulit warga yang bekerja sebagai buruh pabrik di luar kota agar mereka bisa berkumpul dengan keluarga di rumah setiap akhir pekan.

Berhenti! Tetapkan Satu Tujuan Menulis
Berhenti!

Efek Domino Pandemi

Perlu diingat pula bahwa para pekerja atau buruh pabrik yang aktif melakukan perjalanan pulang kampung setiap akhir pekan tidak harus melaporkan diri mereka ke petugas pos siaga Covid-19. Mereka cukup diminta untuk berdiam diri di rumah dan menghindari keluar rumah bila tidak perlu. Selain itu, pekerja yang berasal dari luar kota diminta untuk selalu memakai masker ketika mereka berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Tujuan pemakaian masker mulut tidak lain adalah untuk mencegah kemungkinan pertukaran droplet atau cairan tubuh yang menjadi media berkembang biak virus Corona.

Konflik kepentingan ekonomi mungkin saja terjadi dalam kondisi darurat seperti ini. Pemilik perusahaan pun saat ini pasti tengah mengalami dilema. Di satu sisi mereka tetap berharap manajemen operasional perusahaan tetap berjalan lancar dan produktivitas perusahaan tetap optimal serta terhindar dari kerugian. Perusahaan tetap optimis dan bertindak rasional agar mampu melewati kondisi surutnya perusahaan seperti saat ini dan kembali survive di masa selanjutnya.

Namun di sisi lain pemerintah pusat hingga pemerintah daerah menyarankan warganya warganya untuk berdiam diri di rumah dan melakukan social dan melakukan social distancing dengan orang-orang di sekelilingnya. Belum lagi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang jauh lebih mendesak dibanding dengan kekhawatiran terpapar wabah virus Corona. Dua kepentingan yang saling bertolak belakang ini kerap kali menimbulkan konflik batin dan konflik sosial di kalangan buruh pabrik.

Jadi, tindakan apa yang harus kita lakukan di masa-masa sulit seperti saat ini? Tidak banyak yang bisa kita lakukan selain mematuhi himbauan pemerintah dan perusahaan tempat kita bekerja. Bersyukurlah jika Anda diberi kemudahan untuk bekerja dari rumah (work from home). Kalaupun Anda tetap diwajibkan masuk kerja maka Anda tetap harus menjaga jarak serta menghindari kerumunan masa setelah Anda pulang dari tempat kerja.

Kita semua tentu ingin segera melewati masa-masa sulit seperti saat ini. Oleh karena itu tetaplah berpikiran tenang dan giat beribadah. Jombang Ubah Gedung Sekolah Dasar Jadi Posko Pencegahan Wabah Virus Corona pasti ada hikmahnya. Jangan mudah panik dan terbawa emosi oleh banyaknya informasi yang beredar di sosial media. Mudah-mudahan kita selalu diberikan limpahan nikmat kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa.


Comments

3 tanggapan untuk “Curhat Buruh Pabrik yang Kesulitan Pulang Kampung Akibat COVID-19”

  1. Avatar Thomas Wira
    Thomas Wira

    Keep calm. Jgn saling menyalahkan. Jaga jarak perlu, tp jgn panik. Mudah2an kita selamat dari wabah ini.

  2. Avatar teresa
    teresa

    kita semua ingin aman dan nyaman berkumpul dengan keluarga.
    namun untuk saat ini kita tidak boleh egois.
    biarlah kita berjauhan dulu sambil menyemai rindu.
    ada saatnya kita bertemu dan meluapkan segala rasa yang terpendam.

  3. Avatar Edi Lau
    Edi Lau

    Di kontrakan aja. Jgn plg dulu sblm ada himbauan dari pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *