Filosofi “mudhun lemah” berasal dari Bahasa Jawa, yang pada intinya menyampaikan pentingnya merendahkan diri dalam menghadapi kondisi alam yang tidak bisa ditebak. Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh konsep sejalan alam atau “ngemong alam”, yang menjadi landasan penting tidak hanya bagi masyarakat Jawa, tetapi juga untuk budaya lainnya di Indonesia.
Konsep mudhun lemah ini mengajarkan kita bagaimana bersikap rendah hati, tawadhu’, dan hormat kepada alam. Ini adalah prinsip mengambil saja apa yang diperlukan dan selalu menjaga lingkungan, menjaga habitat, dan menjaga sumber kehidupan yang ada di b ini.
Beberapa contoh praktik mudhun lemah dalam kehidupan sehari-hari adalah:
- Menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dan tidak berlebihan.
- Menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
- Menanam pohon dan menjaga kelestarian hutan.
- Melakukan usaha pelestarian flora dan fauna yang ada di lingkungan sekitar.
- Menghemat penggunaan air dan energi.
Dengan menjalankan prinsip mudhun lemah, kita akan hidup lebih seimbang dengan alam, dan ikut berperan dalam menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi ini.