Esuk nakir sore nakir, sing ditakir godhong ploso. Esuk mikir sore mikir, sing dipikir ora rumangsa.
Halo kawan blogger Jombang! Pernah Anda merasa jatuh hati kepada orang yang tidak pernah menyapa Anda? Anda telah memikirkan dia siang dan malam namun dia tidak pernah sedikitpun memikirkan Anda. Sangat tepat jika The Jombang Taste kali ini membahas pepatah Bahasa Jawa yang berbunyi: Esuk nakir sore nakir, sing ditakir godhong ploso. Esuk mikir sore mikir, sing dipikir ora rumangsa.
Kalimat bijak Bahasa Jawa ini kurang lebih menggambarkan sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Anda telah mendambakan sebuah kehidupan yang indah bersama orang yang Anda cintai. Namun apa yang terjadi tidaklah demikian karena dia tidak pernah memikirkan Anda sekalipun. Bila hal itu terjadi pada diri Anda, bisa jadi Anda telah terjebak dalam cinta buta.
Cinta buta datang disebabkan oleh nafsu. Anda akan selalu diliputi perasaan ingin memiliki dia seutuhnya tanpa mau berbagi dengan orang lain. Inilah bahaya dari perilaku jatuh cinta. Mata telah gelap oleh penglihatan lain dan hanya ada wajahnya di pelupuk mata Anda. Bahkan setiap nafas yang berdesah bertuliskan namanya. Apa daya, cinta hadir tidak secara bersamaan di hati Anda dan di hatinya.
Wake up! Ayo bangun! Anda sedang hidup di alam nyata, bukan di dunia mimpi. Sangat pantas terjadi jika Anda masih usia ABG di bawah tujuh belas tahun. Namun bila cinta buta terjadi pada Anda yang telah memasuki usia dewasa, maka bisa dipastikan cinta itu bersifat destruktif alias merusak. Bagaimana solusinya? Bijaklah dalam mengelola rasa. Anda tidak selayaknya mudah baper dan selalu mengharap balasan dari orang lain. Percayalah, jodoh tidak akan tertukar.
Semoga artikel The Jombang Taste ini bisa memberi inspirasi bagi kehidupan Anda. Kebijaksanaan tidak selalu hadir selaras dengan kemajuan jaman. Kegagalan berperilaku bijak dapat menghancurkan keluhuran harga diri yang telah Anda bangun dengan susah-payah. Mari pelajari kembali warisan budaya lokal yang berupa nasehat bijak dalam bahasa daerah setempat.
Sakiki tambah angel golek arek enom sing seneng parikan.
Moco tulisan iki dadi eling jamanku enom mbiyen.
parikan iki terkenal cak. aku seneng moco blog iki.
Tulisan iki lucu tapi kok yo bener.
Mas Agus memang biangnya sastra Jawa.