Pada sebuah malam yang gelap dan hening, sebuah gedung perkantoran megah berdiri membanggakan di tengah kota. Gedung itu adalah Pusat Bisnis Internasional, yang terkenal dengan kemegahannya dan arsitektur modernnya. Lantai tiga belas di gedung itu memiliki reputasi yang sedikit menyeramkan, dengan cerita-cerita tentang kejadian aneh dan misterius yang terjadi di sana.
Dalam cerita ini, Merah Putih adalah seorang insinyur IT muda yang baru saja bergabung dengan perusahaan yang berbasis di gedung ini. Dia ditempatkan di lantai tiga belas oleh manajemen perusahaan, meskipun dia mendengar cerita-cerita yang menakutkan tentang lantai itu. Dia memutuskan untuk tidak terlalu mempercayai cerita-cerita itu dan berfokus pada pekerjaannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Merah Putih mulai mengalami kejadian aneh di lantai tiga belas. Komputer dan perangkat elektroniknya sering bermasalah, dengan lampu-lampu menyala secara acak. Dia juga sering merasa ada semacam kehadiran misterius yang mengawasinya. Awalnya, dia menganggap semua itu hanya kebetulan, tetapi semakin hari semakin jelas bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Suatu malam, saat Merah Putih bekerja sendirian di ruangannya, kejadian yang menyeramkan terjadi. Suara-suara aneh menggema di sekitarnya, dan lampu-lampu berkedip secara tidak teratur. Dia memutuskan untuk menyelidiki dan memeriksa lantai tersebut. Saat dia menyusuri lorong-lorong yang gelap, dia melihat bayangan-bayangan yang tidak ada penjelasan di sana.
Merah Putih semakin penasaran dan memutuskan untuk mencari tahu tentang sejarah lantai tiga belas. Dia menemukan bahwa pada masa lalu, gedung tersebut sempat menjadi markas pasukan perlawanan selama masa kemerdekaan negara ini. Lantai tiga belas adalah tempat rahasia di mana para pejuang kemerdekaan berkumpul dan merencanakan tindakan mereka.
Dengan pengetahuan ini, Merah Putih menyadari bahwa semangat dan perjuangan para pejuang kemerdekaan masih hidup di lantai tiga belas. Mereka ingin mengingatkan generasi modern tentang arti penting kemerdekaan dan perjuangan mereka. Namun, mereka juga ingin melampaui batas-batas dunia roh, menciptakan kebingungan dan ketakutan di antara penghuni gedung.
Merah Putih memutuskan untuk berbicara dengan entitas-entitas roh itu. Dia meminta mereka untuk tidak mengganggu pekerjaannya lebih lanjut dan menawarkan apresiasi dan penghormatan atas perjuangan mereka. Dengan menggali sejarah masa lalu dan menciptakan pemahaman, Merah Putih mampu berdamai dengan entitas-entitas itu dan menciptakan lingkungan kerja yang tenang dan harmonis.
Dari sinilah, Merah Putih jadi semakin terinspirasi oleh semangat perjuangan para pejuang kemerdekaan. Dia berjanji untuk menjaga nilai-nilai kebebasan dan kemerdekaan, serta meneruskan cerita tersebut kepada generasi mendatang.
Demikianlah cerita fiksi “Merah Putih di Lantai Tiga Belas”. Semoga menghibur dan memberikan pesan yang bermanfaat!