Perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dilaksanakan di berbagai desa di seluruh Indonesia pada hari ini (19/11/2018) tepat malam 12 Rabiul awal. Berbagai kegiatan masyarakat dilaksanakan untuk memeriahkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad yang akan jatuh keesokan harinya. Salah satu kegiatan perayaan Maulid Nabi dilaksanakan di SDN Latsari yang terletak di Dusun Guwo Desa Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Para siswa dan guru mengadakan acara pembacaan sholawat Diba’ bersama-sama di Mushala Baiturrohim yang terletak di belakang kompleks gedung sekolah tersebut. Para siswa tampak hilir-mudik memasuki tempat ibadah itu sejak pukul 06.30 WIB. Sesekali terdengar canda-tawa mereka saat duduk berdesakan sambil melepas sepatu di teras musholla.
Beberapa orang siswa telah saya tunjuk dan mereka berlatih membaca lagu-lagu sholawat beberapa hari sebelumnya. Mereka terbagi menjadi empat sesi yang harus menyanyikan beberapa lagu atau membaca beberapa teks dalam sholawat Diba’. Mereka berlatih dengan semangat meski saya punya waktu sedikit menjelang kunjungan saya dalam HUT PGRI di Sumenep. Anak-anak tampak bergembira mengikuti acara pembacaan maulid diba kali ini karena diselingi dengan lagu-lagu sholawat populer. Sebagian besar siswa telah mampu menghafal lirik sholawat di luar kepala. Mereka sudah sering mendengarkan lagu-lagu rohani Islam melalui smartphone yang dimiliki oleh orang tua atau lewat hape mereka sendiri. Mereka berlatih secara mandiri menggunakan teks yang telah saya bagikan seminggu sebelumnya.
Pembacaan sholawat Diba di SDN Latsari dimulai pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 09.00 WIB. Sebagian besar siswa mampu bertahan selama satu setengah jam untuk membaca lantunan Sholawat Diba. Sementara siswa yang lain tampak sudah tidak mampu berkonsentrasi setelah satu jam pertama pembacaan sholawat. Banyak sekali lagu sholawat yang saya Tampilkan bersama para murid dalam kesempatan kali ini. Lagu-lagu populer bernada Islami dari Habib Syech dan sabyan menjadi sangat terkenal bagi mereka dan mudah diikuti anak-anak. Mulai dari lagu Rohatil, Turi Putih, Ya Asyiqol Mustofa, Padhang Bulan, Qomarun, hingga daur ulang lagu tema Hey Tayo. Khusus untuk lagu sholawat Hei Tayo, saya persiapkan latihan khusus untuk siswa kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.
Setelah membaca sholawat, para siswa memasuki ruang kelas dan mengadakan acara makan bersama. Mereka telah membawa makanan dari rumah saat berangkat sekolah. Berbagai menu makanan Maulid Nabi tersaji di hadapan mereka. Mulai dari nasi kuning, nasi uduk, nasi ayam bakar, nasi ayam goreng, dan beberapa menu kesukaan anak-anak lainnya. Mereka makan dengan lahap. Beberapa siswa membawa kotak nasi ganda untuk diberikan kepada guru kesukaannya. Bisa Anda tebak berapa buah nasi kotak yang saya terima dari siswa?
Selain merayakan di sekolah para warga Guwo Latsari juga merayakan Maulid Nabi di masjid Baitussalam. Para jamaah shalat maghrib, baik putra maupun putri berkumpul di teras masjid sesaat setelah melaksanakan shalat dan dzikir sesudah salat. Mereka membaca bacaan shalawat Nabi atau yang dikenal dengan nama srokalan. Setelah membaca srokalan, nasi kotak pun dibagikan kepada semua jamaah yang hadir di masjid. Anak-anak senang mendapatkan makanan tersebut. Mereka saling berebut mendahului teman yang lain untuk mendapatkan menu makanan yang mereka sukai. Pemandangan khas seperti ini hanya ada ketika masyarakat Jawa melakukan tradisi sedekah pada kegiatan keagamaan. Kenduren Maulid Nabi selalu bertebaran makanan enak di masjid dan semuanya gratis. Semangat berbagi warga desa memang sangat tinggi.
Perayaan Maulid Nabi di Dusun Guwo kali ini berlangsung cukup sederhana. Walaupun tidak ada lomba-lomba khusus maupun pengajian akbar tetapi masyarakat memperingatinya dengan antusias. Momen Maulid Nabi seharusnya mengingatkan kita kembali akan peristiwa bersejarah kelahiran Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman yang membawa berita kebaikan bagi kita semua. Nabi Muhammad adalah insan teladan yang menjadi panutan bagi setiap manusia. Karakter-karakter Islami yang tercermin pada sikap dan perbuatan Nabi Muhammad semestinya menjadi contoh bagi kita semuanya dalam berperilaku sehari-hari. Terlebih lagi saat ini anak-anak dan remaja di sekitar lingkungan kita sedang mengalami krisis keteladanan hidup. Maka momen Maulid Nabi ini sangat tepat kita jadikan sebagai titik balik perbaikan diri agar bisa menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.
Tinggalkan Balasan ke Augi Hasan Batalkan balasan