Siswa-siswi SDN Latsari tampak bergembira sejak pagi hari ini, Senin 14 Mei 2018. Mereka sedang menyambut prosesi purnawiyata dan pentas seni yang melibatkan seluruh warga sekolah. Saya pun tak kalah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Proses latihan tari pengisi acara telah berlangsung sejak sepuluh hari lalu. Menata dekorasi panggung pun tak kalah memusingkan. Untuk urusan konsumsi, wali murid kelas enam membantu dengan sigap. Untungnya, semua elemen sekolah bersedia terlibat secara aktif dalam pelepasan siswa kelas 6 ini.
Pakai Toga Wisuda
Purnawiyata kelas VI ini memakai baju toga dan menjadi yang pertama kali diadakan di SDN Latsari. Acara perpisahan kelas 6 pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah memakai seragam wisuda. Siswa cukup pakai baju hitam putih. Atas dasar keinginan wali murid maka siswa putri memakai kebaya, berdandan, dan memakai baju wisuda. Saya bersyukur memiliki kenalan peminjaman seragam wisuda di desa tempat tinggal, sama seperti halnya wisuda santri TPQ Al-Mujahidin tahun lalu.
Parade Drum Band
Para wisudawan terlebih dulu diarak dengan iringan kelompok penabuh drum band. Rute yang dipilih kali ini jarak pendek. Jalan kampung dari selatan ke utara menjadi saksi awal penyelenggaraan purnawiyata perdana sekolah dasar di Desa Latsari ini. Para warga yang menyaksikan parade ini tampak senang. Mereka bangga melihat anak-anaknya ikut berpartisipasi di acara purnawiyata.
Paduan Suara
Paduan suara kelas 6 membuka acara purnawiyata tahun ini. Mereka menyanyikan lagu hymne guru dengan khidmat. Ketika tiba menyanyikan lagu perpisahan, mereka tampak tak kuasa menahan air mata. 23 siswa kelas VI hujan air mata di akhir paduan suara. Setelah paduan suara selesai, para pejabat dan tamu undangan memberi sambutan. Mereka adalah Kepala Sekolah, perwakilan wali murid kelas 6, ketua Komite Sekolah, dan Kepala Desa.
Kreasi Seni
Pada bagian hiburan acara purnawiyata tahun ini telah tampil beberapa kreasi seni dari siswa kelas 1 sampai kelas 5. Mereka menampilkan hafalan asmaul husna, qasidah, tari modern, tari tradisional tanduk majeng, tari barongan, dan beberapa tarian kreasi lain. Khusus untuk tari barongan, aksi empat penarinya membuat heboh warga sekolah karena salah satu penari kesurupan. Para guru sempat panik karena bingung untuk mengatasi kesurupan itu. Untungnya semua bisa diatasi berkat bantuan wali murid.
Semoga purnawiyata tahun ini bisa memberi tambahan semangat belajar bagi para siswa. Bukan hanya untuk siswa kelas satu sampai kelas lima, tetapi juga untuk siswa kelas enam yang sebentar lagi alih jenjang ke pendidikan yang lebih tinggi. Mudah-mudahan semua pengalaman menyenangkan di SDN Latsari berdampak baik bagi motivasi belajar mereka selanjutnya.
Kreatif dan keren. Saya suka sekolah seperti ini.
Kesurupan itu apakah sama dengan kesambet setan?
Murid SD jaman now gayanya kayak mahasiswa.
Kisah yg inspiratif.
SDN Latsari selalu di hatiku.
Yg diwisuda gede gede.
Subhanalloh. Murid SD skrg sdh hafal asmaul husna dan artinya. Salut utk bapak dan ibu gurunya.
acaranya bagus dan kreatif. patut ditiru sekolah lain.
selamat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi!
Selamat dan sukses utk adik2ku.