Paribasan Jawa “esuk dhele sore tempe” artine ora teteg atine alias mencla-mencle. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal peribahasa “ibarat air di atas daun talas”. Perumpamaan bahasa Jawa “esuk dhele sore tempe” pun memiliki makna yang kurang lebih sama dengan pemeo di atas. Orang yang tidak memiliki pendirian selalu berubah-ubah sikap. Pagi hari berkata ya, sore hari berkata tidak. Mereka memanfaatkan keadaan untuk memperdaya orang lain dengan bersilat lidah. Tak jarang, si penjilat akan mengadu domba orang lain agar tercapai maksud hatinya.
Menghadapi jenis orang demikian, kita tidak perlu menganggapnya penting. Perilaku menjilat orang lain adalah sebuah kebiasaan yang tidak akan berhenti hanya dengan nasehat. Biarkan dia merasakan akibat dari perbuatannya sendiri. Tanpa perlu kita hukum pun, lingkungan tempat tinggalnya akan menghukum perbuatannya. Berkata benar memang tidak mudah. Seringkali kebenaran itu pahit rasanya. Namun perlu kita sadari bersama bahwa ucapan menunjukkan karakter diri. Ketidakpastian sikap akan menghasilkan ketidakbenaran perbuatan.
Mantap betul