Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa baru sekolah dasar telah dilaksanakan 3 hari kemarin mulai tanggal 13 Juli 2020 hingga 15 Juli 2020. Kamis, 16 Juli 2020 ini telah dimulai pembelajaran secara efektif bagi semua siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Jombang. Pembelajaran pada masa pandemi ini menggunakan metode dalam jaringan, luar jaringan, maupun kombinasi keduanya.
Wilayah Jombang termasuk zona merah dalam peta penyebaran COVID-19 yang dirilis Pemerintah. Oleh karena itu semua lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar tidak diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Dampaknya, siswa sekolah dasar pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus mendatang mengikuti kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR).
Hari pertama dimulainya kebijakan pembelajaran dari rumah secara efektif dimulai dengan beragam metode belajar. Sebagian besar guru menerapkan kunjungan ke rumah-rumah siswa untuk setiap kelompok kelas yang telah dibentuk siswa. Siswa diperbolehkan membentuk kelompok belajar dari kelas yang sama setiap. Setiap kelompok belajar beranggotakan paling banyak 5 anak.
Pembentukan kelompok belajar untuk kegiatan BDR di masa pandemi ini diyakini lebih mampu mengefektifkan kegiatan pembelajaran siswa. Selama empat bulan terakhir ini siswa belajar mengerjakan tugas-tugas dari guru dengan sedikit penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran berlangsung tidak efektif. Hasilnya adalah nilai belajar siswa tidak optimal pada saat menerima laporan hasil belajar atau rapor siswa.
Selain bertujuan membangun kembali hubungan emosional antara guru dan murid, pembentukan kelompok BDR ini bertujuan dapat mengatasi hambatan keterbatasan sumber daya pendukung pembelajaran secara online atau dalam jaringan daring. Tidak semua orang tua murid memiliki smartphone berteknologi terkini. Dan tidak semua orang tua murid yang memiliki smartphone juga memiliki paket kuota internet yang memadai.
Sebaliknya ada juga orang tua yang memiliki smartphone namun tidak mampu mendampingi anak-anak mereka belajar karena keterbatasan waktu yang dimilikinya untuk bekerja di luar rumah. Kunjungan-kunjungan guru ke rumah orang tua siswa merupakan solusi terakhir untuk mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru harus mampu membuat beberapa skenario rencana pembelajaran di masa pandemi.
Penulis hari ini (16/7/2020) berkunjung ke rumah salah satu orang tua siswa. Kunjungan dimulai pukul delapan pagi hingga pukul sembilan untuk satu kelompok siswa. Lima orang siswa telah menunggu di rumah Bapak Suwito yang berada di depan masjid Baitussalam Dusun Guwo Desa Latsari Kecamatan mojowarno Kabupaten Jombang.
Inilah hari pertama mereka melakukan pembelajaran tatap muka dengan guru setelah berbulan-bulan mereka mengikuti pembelajaran menggunakan media smartphone. Kunjungan guru ini bisa mengurangi kebosanan anak selama mereka melakukan social-distancing di rumah.
Pembelajaran Menyenangkan Siswa
Kesan pertama mereka mengikuti pembelajaran hari ini adalah lebih rileks dan menyenangkan. Sebagian besar siswa yang belajar kelompok hari ini merupakan santri Taman Pendidikan Alquran yang penulis asuh setiap hari Senin sampai dengan Sabtu. Penulis dan siswa telah berinteraksi kembali sejak awal Juni 2020 lalu usai pembekuan aktifitas mengaji santri selama libur Hari Raya Idul Fitri.
Beban belajar siswa yang dikurangi hingga 50% memberikan kesempatan bagi guru untuk mengeksplorasi kreativitasnya dalam mengelola kelas kunjungan belajar di rumah orang tua murid. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pun telah disederhanakan sedemikian rupa dan dapat dihubungkan dengan kondisi pandemi yang saat ini melanda negara Indonesia.
Hari pertama pelaksanaan pembelajaran di rumah di masa pandemi juga diwarnai dengan pemberian tugas dengan melibatkan teknologi informasi. Guru merekam video yang berisikan penjelasan materi yang akan mereka pelajari hari ini. Guru mengupload video tersebut melalui akun YouTube maupun melalui aplikasi WhatsApp agar ditonton siswa.
Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru melalui video tersebut, siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Cara belajar seperti ini tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan siswa selama masa awal pandemi pada akhir Maret hingga April 2020 lalu.
Pengiriman video tugas belajar tidak dapat dilaksanakan siswa pada saat itu juga. Misalkan guru mengirimkan tugas mulai pukul setengah delapan pagi maka kemungkinan besar siswa akan dapat terkumpul semua tugas-tugas tersebut pada malam hari. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar orang tua siswa bekerja di luar rumah.
Siswa menunggu kedatangan orang tua mereka di rumah agar bisa mengerjakan tugas mengirimkan video maupun foto yang telah diberikan oleh guru. Setiap guru hendaknya bersabar dalam melalui proses kegiatan belajar dari rumah di masa pandemi ini.
Dengan dimulainya masa pembelajaran di rumah pada hari pertama ini setidaknya para siswa dan guru kembali memiliki ikatan batin sebagai orang tua kedua setelah orang tua mereka di rumah. Walaupun anak-anak tidak dapat menginjakkan kaki di sekolah dan belajar di bangku sekolah yang biasa mereka tempati, namun setiap siswa hari ini mampu belajar lebih baik.
Komunikasi intensif dan kontak mata antara guru dan murid selama kunjungan ke rumah merupakan sumber motivasi terbesar bagi siswa untuk menjalani belajar yang menyenangkan dan memberi semangat di masa pandemi ini. Guru dan penulis dapat kembali bercanda bersama seperti mereka mengikuti Zoom Cloud Meeting beberapa hari lalu.
Bagaimana dengan pengalaman putra-putri Anda menjalani pembelajaran hari ini? Apakah mereka sudah mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolahnya? Atau putra-putri Anda masih memiliki kewajiban untuk mengikuti pembelajaran dari rumah seperti yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Jombang? Silakan berbagi pengalaman pada kolom komentar dibawah ini.
Semangat pak guru! Mudah2an murid2nya sehat, cerdas, dan slalu gembira.
sayangnya, skrg guru guru udah nggak boleh berkunjung ke rumah siswa.
Selamat tinggal kunjungan belajar! Hanya karena sekarang guru tidak boleh berkunjung kerumah siswa maka sepenuhnya pembelajaran dilakukan jarak jauh. So, mudah-mudahan para orangtua tidak bertambah tingkat stress nya menghadapi metode belajar jarak jauh seperti ini.
Jalani saja kondisi saat ini dengan tenang dan tanpa kepanikan yang berlebih. Semua bentuk kejadian di muka bumi ini pasti ada hikmahnya bagi orang tua, guru, maupun para siswa.