Apa kabar sobat blogger The Jombang Taste? Kita ketemu lagi dengan artikel Boso Jowo yang berupa ungkapan atau idiom ojo panasten. Sekali lagi peribahasa Jawa ini mengingatkan bahwa daerah amigdala yang mengatur emosi bisa merugikan bila tidak kita latih kestabilannya. Dalam keadaan marah lawan akan mudah menemukan kelemahan. Bagaimanakah logika yang berlaku dalam hal ini?
Jika emosi seseorang meningkat maka otaknya akan melemah, dan saat emosi seseorang pada puncaknya maka otaknya cenderung tidak berfungsi. Bagian yang berfungsi justru insting untuk menyerang maupun bertindak kasar. Akibatnya, hal-hal yang dalam keadaan sadar tak patut dilakukan akan dilakukan. Dalam keadaan dikuasai emosi, manusia cenderung bertindak destruktif (bersifat merusak) daripada membangun. Inilah bahayanya orang yang mudah marah.
Ingat sabda Nabi Muhammad SAW: “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tapi orang yang kuat adalah yang pandal menahan hawa nafsu-nya” (Al-Hadist). Karena sangat berbahayanya sifat marah ini, dalam Islam seorang hakim yang sedang dalam keadaan marah dilarang memutuskan satu perkara, begitupun juga kita tak diperbolehkan bertindak dalam keadaan marah (emosional) karena hanya kerusakanlah yang akan kita dapat.
Dalam sebuah kisah disebutkan, saat Sayyidina Ali Karramallohu Wajhahu berperang, saat seorang musuh terjatuh, Ali hendak membunuhnya, tapi tiba-tiba si musuh tadi meludahi Ali, sehingga membuat Ali marah. Kemudian, Ali pun geram dan hendak membunuh orang tersebut, akan tetapi saat pedang sudah dekat dengan leher musuh, Ali mengurungkannya. Ia tak jadi membunuh musuhnya.
Si musuh tadi berkata, “Wahai Ali, kenapa kau tak jadi membunuhku?” Ali menjawab, “sebelum kau meludahiku, aku hendak membunuhmu karena Alloh tapi setelah kau meludahiku maka tadi aku hendak membunuhmu karena aku marah, maka kuhentikan pedangku.” Orang tadi pun kagum hingga kemudian masuk Islam. Demikian para tokoh panutan memberi contoh kehidupan kepada kita semua. Semoga artikel kata-kata bijak Bahasa Jawa ini bisa menginspirasi Anda agar lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Daftar Pustaka:
Sudjono. 2013. Nguri-uri Pitutur Luhur Falsafah Adi Luhung. CV. Karya Mandiri Sentosa: Ngawi
Tinggalkan Balasan