Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe, Tumandang Gawe Tanpa Duwe Melik

Permainan Kerjasama Tim dalam Pelatihan dan Upgrading Guru Genius Yatim Mandiri Tahun 2017 di Sekolah Insan Cendekia Mandiri Sidoarjo
Permainan Kerjasama Tim dalam Pelatihan dan Upgrading Guru Genius Yatim Mandiri Tahun 2017 di Sekolah Insan Cendekia Mandiri Sidoarjo

Setiap manusia memiliki tujuan hidup. Tujuan hidup itulah yang menggerakkan langkah manusia dalam aktifitas sehari-hari. Ada manusia yang tulus ikhlas bekerja untuk membantu orang lain. Ada pula manusia yang memiliki pamrih dalam setiap tindakannya. Untuk perilaku manusia jenis yang pertama, masyarakat Jawa memiliki paunen-unen yang berbunyi sepi ing pamrih rame ing gawe. Perumpamaan tersebut berarti wong kang tumandang gawe tanpa duwe melik. Jika peribahasa Jawa ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti orang yang bekerja tanpa pamrih.

Tak salah jika blog The Jombang Taste kali ini menghadirkan artikel Bahasa Jawa sepi ing pamrih rame ing gawe sebagai pengingat bagi kita bersama dalam melangkahi kehidupan yang semakin menantang di jaman modern. Melangkahkan kaki tanpa tujuan mencari sensasi memang tidak mudah. Saat ini setiap tindakan manusia selalu disertai pamrih. Baru menolong orang, keburu diupload di Instagram. Baru selesai sholat malam, malah dipamerkan di Facebook. Kecanggihan teknologi internet berpeluang mengikis keikhlasan dalam hati seseorang dalam bekerja.

Dunia kerja saat ini pun makin jauh dari unsur keikhlasan. Baik aparat Pemerintah maupun pekerja swasta, sebagian besar sudah berlomba-lomba mencari muka di hadapan pimpinan mereka. Tidak masalah jika mencari perhatian Anda lakukan melalui prestasi gemilang yang nyata. Namun tidak selayaknya jika Anda mencari sensasi di depan pimpinan dan mitra kerja dengan cara menjatuhkan orang lain dan mengakui kerja orang lain sebagai pekerjaan sendiri. Sungguh, perilaku demikian tidak patur dilakukan.

Lalu, bagaimana caranya agar tumbuh ikhlas dalam hati? Setiap orang memiliki cara unik dalam menasehati orang agar berperilaku ikhlas. Trik yang saya lakukan dalam hal ini adalah lakukanlah kebaikan tapi jangan sampai ketahuan orang lain. Simpanlah rapat-rapat perilaku Anda dari publikasi agar hanya Anda dan Allah saja yang tahu. Jangan sekali-kali berniat memberitahu kawan atau saudara mengenai perilaku Anda. Kalaupun mereka tahu di kemudian hari, jangan lantas berbesar kepala.

Demikian ulasan singkat The Jombang Taste mengenai peribahasa Jawa sepi ing pamrih rame ing gawe. Mudah-mudahan artikel Bahasa Jawa ini bisa memberikan manfaat bagi kehidupan Anda. Mari pelajari kembali beragam kearifan lokal yang terbentang di Kepulauan Nusantara!

5 pemikiran pada “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe, Tumandang Gawe Tanpa Duwe Melik”

Tinggalkan Balasan