
Bonek Semut itu diambil oleh Febi, sebagai transaksi pembayar kebahagiaan.
“Apa kabar anak-anak? Kak Agus datang lagi dengan membawa Si Sami, semut imut yang rajin mengaji.” Saya mulai menyapa puluhan anak-anak penghuni Panti Asuhan Al-Hasan yang sore itu memadati halaman mushola panti tersebut. Itu adalah kunjungan saya yang ketiga kalinya di panti asuhan anak yatim piatu dhuafa yang terletak di Desa Watugaluh Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang itu. Masih sama seperti dulu. Ramai oleh celoteh anak-anak.
Dongeng anak Islami di Panti Asuhan Al-Hasan kali ini saya memainkan dua tokoh binatang, yaitu semut dan ikan. Inspirasinya datang dari kegiatan pelatihan mendongeng dari Ustadz Yusuf yang dilaksanakan beberapa bulan lalu di Wonosalam Islamic Center. Semut dan ikan adalah binatang yang mudah diketahui anak-anak. Karakter dua binatang itupun sangat menonjol. Produksi suara kecil dan berat dibutuhkan dalam memainkan cerita.
Menasehati anak-anak dengan cara mendongeng bukanlah cara baru. Kendati demikian, cara ini masih terbilang ampuh untuk mendidik tanpa adanya kekerasan. Manfaat dongeng bagi anak-anak antara lain merangsang kemampuan berbahasa, menumbuhkan kecerdasan emosial, melatih kepekaan sosial, dan mendekatkan orang tua dengan anak-anak. Rangkaian cerita dalam dongeng anak harus memiliki amanat atau pesan moral atau anak akan hilang minatnya.
Saya bersyukur anak-anak di panti asuhan Al-Hasan merespons apa yang saya ucapkan. Membangun ikatan komunikasi (chemistry) antara pendongeng dengan anak-anak tidak mudah. Apalagi audiens yang saya hadapi saat itu memiliki jenjang umur mulai dari dua tahun sampai lima belas tahun. Panjangnya rentang umur membutuhkan cara komunikasi yang berbeda tiap kategori usia. Apapun respons mereka, setidaknya saya bisa membuat mereka tersenyum. Satu senyuman anak sudah cukup berarti bagi seorang pendongeng.
Jika pada kunjungan ke panti asuhan Al-Hasan sebelumnya saya tergoda oleh kelucuan Zara, kali ini saya dibuat mati kutu oleh Febi. Saking dekatnya dengan saya, boneka semut yang saya pakai mendongeng dimintanya. Asal kamu senang, apa sih yang nggak buat kamu, batinku. Semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi bagi Anda agar mampu mendekatkan diri dengan anak-anak melalui dongeng anak Islami. Selamat mendongeng!
Enjoy blogging, enjoy writing!
Wah! Kedengarannya sangat menyenangkan. Boleh dong saya bergabung dengan kegiatan seperti ini?
Anak yatim adalah penebar barokah dlm kehidupan.
Orang2 kreatif seperti mas Agus harus ditampung jiwa entertainment nya. Bercerita di hadapan anak-anak bukanlah peristiwa yang kebetulan dan juga bkn kejadian yang mudah tetapi memerlukan keterampilan dan pembiasaan sehingga kita bisa menjadi orang yang berarti dalam perkembangan pendidikan mereka.