Tahun Baru Islam atau 1 Muharram adalah hari yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Jogja. Di kota ini, ada banyak tradisi unik dan menarik yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Islam dengan penuh semangat dan sukacita. Berikut adalah beberapa tradisi yang bisa Anda saksikan atau ikuti saat berkunjung ke Jogja pada 1 Muharram.
Grebeg Syawal
Ini adalah puncak dari rangkaian perayaan tahun baru Islam di Jogja. Grebeg Syawal adalah upacara kirab gunungan yang berisi berbagai macam hasil bumi, seperti buah-buahan, sayuran, kue-kue, dan lain-lain. Gunungan ini dibawa oleh para abdi dalem Keraton Jogja dari dalam keraton menuju Masjid Agung Kauman. Di sana, gunungan akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi. Grebeg Syawal juga merupakan simbol dari kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Sekaten
Ini adalah perayaan yang berlangsung selama sebulan penuh sebelum 1 Muharram. Sekaten adalah pameran budaya dan hiburan yang diadakan di alun-alun utara Keraton Jogja. Di sana, Anda bisa menikmati berbagai macam atraksi, seperti pertunjukan wayang kulit, kesenian tradisional, permainan rakyat, dan lain-lain. Salah satu yang paling menarik adalah gamelan sekaten, yaitu alat musik khas Jogja yang hanya dimainkan pada saat sekaten. Gamelan sekaten memiliki suara yang merdu dan magis, yang diyakini bisa membawa kedamaian dan keberkahan.
Labuhan
Ini adalah ritual yang dilakukan oleh Sultan Jogja dan keluarganya untuk memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan. Labuhan berarti melempar atau menyerahkan sesuatu ke laut atau gunung. Di Jogja, labuhan dilakukan di Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi. Sultan Jogja dan keluarganya akan membawa berbagai macam benda pusaka keraton, seperti keris, tombak, payung, dan lain-lain. Benda-benda ini akan dilemparkan ke laut atau gunung sebagai tanda penghormatan dan permohonan kepada roh-roh penjaga alam.
Tinggalkan Balasan