Hari Pertama Masuk Sekolah dengan Penghargaan Siswa Teladan Program Ramadhan Muatan Lokal Keagamaan di SDN Latsari Kec Mojowarno Kab Jombang
Hari Pertama Masuk Sekolah dengan Penghargaan Siswa Teladan Program Ramadhan Muatan Lokal Keagamaan di SDN Latsari Kec Mojowarno Kab Jombang

Tadi siang Rafa terlihat bersemangat mengayuh sepeda saat pulang dari sekolah. Di lehernya tergantung sebuah pita merah dan kertas warna emas menyerupai medali. Kiranya Rafa bergembira karena tadi pagi mendapat piagam penghargaan sebagai Juara 1 Lomba Menghafal Asmaul Husna Kategori B. Medali itu dipakainya sejak pukul tujuh pagi sampai pukul sebelas siang. Sungguh pemandangan yang menyenangkan bagi orang tua dan pendidik anak.

Sejatinya Rafa tidak senang sendirian. Masih ada sembilan orang kawan sekelasnya yang mendapat medali emas berkat memenangkan lomba menghafal asmaul husna dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pekan sebelumnya. Sepuluh anak di kelas satu terlihat sangat bahagia membawa piagam penghargaan dan memakai medali.

Selain sepuluh anak di kelas satu, masih ada sepuluh anak di kelas tiga yang mendapat piagam dan medali serupa untuk lomba menghafal asmaul husna kategori A. Hebatnya, kerjasama tim kelas tiga mampu mengalahkan tim kelas empat dan tim kelas lima. Level mereka yang seharusnya di kategori B ternyata bisa melejit di kategori A melawan para senior.

Kegembiraan anak-anak saat menerima penghargaan di lapangan sekolah tadi pagi berimbas pada kebanggan orang tua mereka. Beberapa foto yang saya kirimkan kepada wali murid mendapat respon. Status WA beberapa wali murid segera berganti dengan foto anak-anak mereka yang sedang memegang medali dan penghargaan.

Langkah ini adalah salah satu cara yang saya terapkan untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa. Saya ingin memberi pengalaman kepada para siswa bahwa sekecil apapun prestasi mereka, mereka layak diberikan penghargaan. Momen ini juga menjadi pengingat bagi para orang tua dan pendidik untuk meniadakan ancaman dalam mendidik anak. Setiap manusia tidak ingin merasa terancam dan ingin hidup aman.

Sebaliknya, setiap orang tua harus bisa memberi penghargaan kepada anak. Penghargaan tidak harus berupa benda-benda berharga dan historis. Bahkan kata-kata pujian dan pelukan mesra bisa jadi obat ampuh untuk mengikis jarak komunikasi anak dan orang dewasa. Mungkin Anda belum terbiasa memuji anak namun Anda harus selalu mencobanya. Anak yang sering mendapat pujian akan belajar menghargai keberadaan orang-orang di sekelilingnya.

Cara memotivasi belajar siswa seperti ini tentu saja memiliki kelemahan. Sistem kompetisi antar siswa berpetualang menciptakan persaingan tidak sehat dan mengurangi kerukunan antar kelas. Namun dengan bimbingan dan pengarahan secara berkala saya yakin anak-anak bisa berbaur dengan beragam karakter kawannya. Selain itu, diperlukan evaluasi lebih lanjut terkait kreasi guru menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan agar sekolah benar-benar bisa menjadi rumah kedua bagi siswa.

Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda. Selamat mendidik!