Patrimonito Scout Badge merupakan istilah baru yang penulis dapatkan dalam acara bincang pembina Pramuka dan pelatih Pramuka yang dilaksanakan oleh pengurus Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Indonesia. Diskusi seputar Patrimonito dilaksanakan pada hari ini Selasa, 16 Juni 2020 melalui video conference Zoom. Acara bincang di dunia maya ini diikuti tak kurang dari 60 orang pembina Pramuka dari seluruh wilayah Indonesia.
Selain membahas patrimonito, video konferensi Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia direncanakan akan mengulas topik diskusi Ticket to Life pada 20 Juni 2020, Scouts Center of Excellence for Nature and Environment (SCENE) pada 23 Juni 2020, Plastic Tide Turner pada 27 Juni 2020, Safe from Harm pada 30 Juni 2020, dan Earth Tribe pada 3 Juli 2020.
Diskusi online via aplikasi Zoom mengambil tema Scout for SDG’s: Patrimonito, Dialog Warisan Budaya Dunia. Dialog antar pembina, pelatih, dan pecinta kepramukaan ini membahas upaya-upaya pelestarian warisan dunia (heritage). Dialog Warisan Budaya Dunia dimulai pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Narasumber acara ini adalah Kak Susi Yuliati Madjid dan Kak Berthold Sinaulan. Sementara itu, Kak Handry Sutedja tampil sebagai moderator diskusi yang mengawal acara dari awal hingga usai.
Awalnya penulis tidak percaya diri untuk bergabung dengan orang-orang baru dalam jajaran pengurus Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia. Namun mereka bersikap ramah, hangat dan sangat terbuka terhadap kehadiran pembina Pramuka muda. Terlebih lagi isu patrimonito terdengar baru, unik dan menarik penulis untuk mengulas dalam salah satu serial artikel blog pramuka. Penulis termotivasi untuk mempelajari patrimonito dan menyampaikan informasi ini kepada peserta didik. Meski masa pandemi tengah berlangsung, kegiatan pramuka dapat berlangsung di rumah.
Lambang dan Arti Simbol Patrimonito
Apakah arti patrimonito? Menurut Badan PBB yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, UNESCO, kata Patrimonito dalam bahasa Spanyol berarti warisan kecil. Karakter patrimonito mewakili pelestari warisan dunia dari golongan muda. Patrimonito telah diadopsi secara luas sebagai maskot internasional untuk Program Pendidikan Warisan Dunia. Anggota pramuka dari kelompok remaja merupakan target utama kegiatan patrimonito.
Masih menurut website UNESCO, Patrimonito diciptakan pada tahun 1995 oleh sekelompok siswa berbahasa Spanyol selama penyelenggaraan acara workshop di Forum Pemuda Warisan Dunia Pertama yang diadakan di Bergen, Norwegia. Para siswa muda merancang Patrimonito berdasarkan Emblem Warisan Dunia yang melambangkan saling ketergantungan antara situs budaya dan alam.
Bentuk persegi yang terikat pada lingkaran mewakili ketergantungan manusia dan alam. Kedua aspek ini terkait erat. Sedangkan lambang bulat seperti dunia merupakan simbol perlindungan. Gerakan pramuka dunia (World of Scout Movement) menggunakan nama patrimonito sebagai salah satu lencana (bagde) penghargaan kepada anggota pramuka dari seluruh dunia yang berupaya melestarikan warisan-warisan dunia melalui beragam proyek terukur.
Bet Pramuka Patrimonito
Selanjutnya, patrimonito dimasukkan dalam salah satu lencana atau badge dalam kegiatan kepanduan. Tujuan program patrimonito scout badge adalah meningkatkan kesadaran dan menggerakkan kaum muda, anggota pramuka, maupun masyarakat umum non-pramuka untuk berpartisipasi dan membantu pelestarian dan promosi situs warisan dunia. Patrimonito Scout Badge juga bertujuan untuk mempromosikan kewarganegaraan aktif di kalangan kaum muda di dunia.
Patrimonito Scout Badge diharapkan dapat mengembangkan kegiatan terkait situs warisan dunia yang akan meningkatkan kesadaran di kalangan kaum mudan dan membantu menciptakan serta memperkuat interaksi antara kaum muda dengan komunitas lokal. Patrimonito Scout Badge menyediakan platform melalui program SW Award sebagai tindak lanjut agar anggota pramuka maupun non-pramuka dapat memperdalam pengetahuan, mendapatkan keterampilan, dan berkontribusi pada masalah budaya dan perilaku berkelanjutan.
Patrimonito Scout Badge ditujukan kepada anggota pramuka usia 15 tahun sampai 26 tahun. Projek Patrimonito Scout Badge dapat dilaksanakan di luar negeri, di dalam negeri, maupun di daerah di sekitar tempat tinggal Anda dimana dapat ditemukan situs warisan dunia yang diakui oleh UNESCO. Pelaksanaan Patrimonito Scout Badge Project oleh organisasi Gerakan Pramuka bekerjasama dengan otoritas manajemen situs warisan dunia.
Setelah anggota pramuka selesai menjalankan program pelestarian situs warisan dunia, mereka akan menjadi bagian dari global network Scouts Creating Sustainable Change. Melalui evaluasi yang dilakukan oleh sebuah tim, anggota pramuka tersebut lantas memperoleh Scouts of the World Award (SWA) dan Patrimonito World Scout Badges.
Pelestari Warisan Dunia
Apakah yang dimaksud dengan warisan dunia? Kak Susi melalui konferensi video menjelaskan bahwa warisan dunia adalah peninggalan leluhur. Warisan dunia merupakan asset kolektif umat manusia yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya, baik warisan budaya maupun warisan alam. Warisan budaya dan warisan alam dapat menumbuhkan rasa bangga dan menyatukan anggota komunitas.
Konsep warisan dunia ini tercetus dari kesadaran adalah nilai universal warisan-warisan tersebut bagi seluruh umat manusia. Warisan dunia dapat berupa warisan budaya, warisan alam, dan warisan campuran. Semua jenis warisan itu perlu dijaga, dilestarikan dan diwariskan kepada generasi yang hidup sesudah kita.
Jenis warisan dunia meliputi warisan berupa benda maupun bukan benda. Anggota pramuka yang berusia 15 sampai 26 tahun dapat mengikuti program pelestarian warisan di dunia yang dilaksanakan oleh organisasi Gerakan Pramuka dunia bekerja sama dengan badan PBB yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO). Daftar nama tempat wisata di Indonesia yang telah diakui menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO antara lai:
- Candi Borobudur
- Candi Prambanan
- Taman Nasional Komodo
- Taman Nasional Ujung Kulon
- Situs Prasejarah Sangiran
- Taman Nasional Lorentz
- Hutan Hujan Tropis Sumatera
- Sistem Subak Bali
- Bekas Tambang Batubara Ombilin
- Cagar Biosfer Kepulauan Togean Tojo Una-una
- Cagar Biosfer Gunung Rinjani
- Cagar Biosfer Gunung Leuser
- Cagar Biosfer Samota
- Cagar Biosfer Siberut
- Cagar Biosfer Lore Lindu
- Cagar Biosfer Tanjung Puting
- Cagar Biosfer Gunung Bromo, Tengger, Semeru, dan Arjuno
- Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
- Taman Laut Wakatobi
- Taman Laut Selayar
Selain daftar nama tempat wisata alam dan tempat wisata sejarah di atas, masih banyak obyek wisata lain di Indonesia yang indah dan menyusul untuk diajukan sebagai situs warisan dunia. Pelestarian tempat-tempat wisata yang telah diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia mutlak diperlukan untuk mempertahankan keaslian, nilai sejarah, dan informasi yang terkandung di dalamnya.
Organisasi Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana) memainkan peran penting dalam pendidikan karakter di Indonesia saat ini. Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga muda yang peduli terhadap pelestarian lingkungan sekaligus memiliki daya kreasi dan inovasi dalam mengembangkan berbagai potensi warisan budaya Nusantara. Organisasi Pramuka dianggap mampu mewakili semangat dan kepedulian generasi millenial terhadap warisan budaya dunia.
Cara Daftar Kegiatan Patrimonito
Anggota pramuka yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya dapat mengikuti patrimonito. Penghargaan ini akan diberikan oleh dua organisasi sekaligus, yaitu organisasi kepanduan dunia dan organisasi UNESCO dari PBB. Cara memulai menjalankan kegiatan ini adalah dengan terlebih dahulu menghubungi pengelola tempat situs warisan budaya dunia yang berada di sekitar lokasi Anda.
Kemudian Anda bisa berkonsultasi dengan pengelola situs warisan dunia mengenai bentuk kegiatan apa yang tepat untuk dilakukan dalam upaya pelestarian tempat bersejarah tersebut. Jika proposal anda disetujui oleh pengelola situs warisan dunia, selanjutnya Anda dapat melaksanakan program kerja yang terukur dan tervalidasi oleh standar kerja organisasi kepanduan di dunia dan UNESCO.
Anda dan tim pelaksana proyek pelestarian warisan dunia harus membuat laporan tertulis terkait kegiatan pelestarian warisan dunia yang telah Anda jalankan secara berkelompok. Setiap tahap laporan memerlukan evaluasi dan kerjasama dengan berbagai pihak supaya aksi pelestarian ini dapat berlangsung secara terus-menerus dan memiliki tujuan yang jelas.
Terdapat dua jenis peserta dalam kegiatan Patrimonito Scout Badge, yaitu Camp Leader dan Volunteer. Tugas seorang Camp Leader dalam kegiatan patrimonito adalah memilih situs warisan dunia yang akan menjadi tempat kegiatan dan menghubungi manajemen situs warisan dunia tersebut. Setelah mendapatkan ijin dari pihak pengelola atau manajemen situs warisan dunia, seorang Camp Leader Patrimonito merekrut anggota tim dan mempersiapkan perencanaan kebutuhan. Seorang Camp Leader Patrimonito melaksanakan penelitian dengan menggunakan Project Form.
Jika Anda bertindak sebagai Volunteer dalam kegiatan patrimonito, maka Anda dapat memilih SW Award Voluntary Project atau salah satu program Situs Warisan Dunia yang sudah tersedia. Volunteer dapat menghubungi Camp Leader Project Patrimonito dan NSO SWA Koordinator untuk melakukan koordinasi kegiatan. Selanjutnya, Volunteer program patrimonito mengidentifikasi, mempelajari secara mendalam masalah yang dihadapi oleh situs warisan dunia yang dipilih, dan melakukan pendalaman solusi pemecahan masalah.
Seorang anggota pramuka maupun non-pramuka memiliki peran penting dalam kegiatan patrimonito. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang peduli lingkungan sekaligus dapat mempromosikan beragam tempat wisata bersejarah di Indonesia. Apakah Anda berminat?
Untuk saat ini Indonesia belum bisa melaksanakan kegiatan patrimonito mengingat pandemi virus Corona belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Adek2 Pramuka sebaiknya melakukan kreativitas di rumah saja sambil menunggu arahan dari pemerintah terkait kebijakan aktivitas di luar rumah.
Apakah mungkin kegiatan bersih-bersih candi dilakukan di masa pandemi? Kayaknya kita harus menunggu sampai virus corona hilang baru bisa menjalankan kegiatan ini.
apakah patrimonito boleh dikerjakan di luar daftar nama situs warisan dunia dari UNESCO?
Salam pramuka! Ide pelaksanaan patrimonito bagus sekali kak. Tapi berhubung situasi negara kita sdg dilanda pandemi corona, mending patrimonito dipending dulu sampai semua aman.
Patrimonito adlh program yang bagus dan harus dilaksanakan di Indonesia karena Indonesia memiliki banyak sekali warisan budaya yang harus dilestarikan.
Bolehkah patrimonito dijalankan di situs lokal yg tdk termasuk tujuh keajaiban dunia?
Bagaimana cara mengusulkan suatu tempat wisata bisa dikategorikan sebagai situs warisan di dunia? Apakah hanya UNESCO saja yang mampu memberikan sertifikat patrimonito? apakah ada lembaga nasional yang mengawasi pengajuan sertifikat situs warisan dunia?
Mari kita lestarikan situs warisan dunia. Itulah kekayaan yg tdk ternilai harganya.