Perkembangan bisnis kuliner di kabupaten Jombang makin ramai. Bisnis makanan tidak melulu berkisah tentang cita rasa makanan, tetapi juga kreatifitas membuat sajian hidangan yang menarik dan bikin senang konsumen. Salah satu kelompok bisnis kuliner di Jombang adalah UKM Desa Gondek yang terletak di Kecamatan Mojowarno. UKM ini terdiri dari orang-orang kreatif di bidang kuliner. Sayangnya, mereka terkendala cara memasarkan produk yang tepat. Strategi marketing mereka masih lemah. Hal ini terbukti dari jumlah pesanan yang belum seberapa. Perlu pelatihan pemasaran yang tepat agar produk mereka laris di pasaran.
Pada Minggu, 26 Agustus 2018 lalu saya berkunjung ke rumah Mbak Tyas di Dusun Gondek Desa Gondek Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Kami sudah janjian sebelumnya dengan Mbak Dewi sebagai sosok yang sudah saya kenal sebelumnya. Saya mengenal Mbak Dewi karena saya pernah memesan aneka kue tradisional Jawa sebelumnya. Kali ini saya berbincang dengan Mbak Tyas. Saya baru tahu kalau di Gondek ini terdapat sebuah kelompok UKM yang bergabung dalam sebuah koperasi yang bernama Koperasi Gajah Mada. Mereka terbentuk atas dasar pelatihan dari salah satu lembaga swadaya masyarakat dan lembaga pendidikan milik Pemerintah. Anehnya, Pemerintah desa setempat justru tidak terlibat dalam kehidupan bisnis ini.
Selepas dari pelatihan di Gudo tersebut, 20 orang wanita yang tergabung dalam Koperasi Gajah Mada mendapatkan hibah dana sebagai modal awal menjalankan usaha kuliner. Modal tersebut menjadi dana utama untuk unit peminjaman dana melalui koperasi itu. Selanjutnya, setiap pelaku bisnis UKM yang meminjam dana untuk usaha harus mengembalikan pinjaman beserta bagi hasil yang jumlahnya telah disepakati di muka. Kreatifitas ibu-ibu muda itu sangat baik. Produk-produk mereka yang sudah beredar di pasaran antara lain stik telo, onde-onde telo, brownis tape, dan sejumlah jajanan rakyat yang bentuk dan isinya unik.
Berbisnis dengan modal kreatif saja tidak cukup. Mereka mengalami hambatan untuk menjalankan bisnis kuliner di wilayah Jombang dan sekitarnya. Mereka hanya mampu melayani permintaan dari tetangga kiri dan kanan rumah. Mereka belum mampu bersaing dengan UKM dari desa tetangga karena nama mereka belum dikenal. Solusi untuk hal ini pun sepertinya belum ada. Mereka hampir tidak pernah mengikuti pameran bisnis kuliner. Daya dukung pemerintah desa pun hampir nol. Salah satu cara yang dilakukan Mbak Tyas adalah berpromosi melalui Instagram. Hal ini pun dilakukannya dengan cara yang sederhana. Mereka belum menemukan trik yang tepat dalam mempromosikan produk UKM makanan melalui teknologi internet.
Ada usul?
Tinggalkan Balasan ke Kalangan Bawah Batalkan balasan