Upacara Adat Hodo, atau yang sering disebut Pojhian Hodo (Pujian Hodo), adalah salah satu warisan budaya tak benda yang paling unik dan sakral di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Berakar kuat dalam keyakinan masyarakat agraris, ritual ini diselenggarakan sebagai sebuah permohonan kolektif yang mendalam kepada Sang Pencipta agar berkenan menurunkan hujan, membawa kesuburan bagi tanah yang tandus, dan menjamin kesejahteraan seluruh komunitas.
Agus Siswoyo
Roma Tabing Tongkok: Mahakarya Arsitektur Tradisional Situbondo di Persimpangan Budaya Jawa-Madura
Artikel ini membahas secara mendalam Rumah Adat Roma Tabing Tongkok (RTT) sebagai simbol pengetahuan tradisional dan identitas budaya Situbondo, sebuah wilayah di ujung timur Jawa yang dikenal sebagai kawasan Pendhalungan. Situbondo, yang secara geografis merupakan bagian dari Tapal Kuda, menjadi titik temu harmonis antara budaya Jawa (khususnya Mataraman) dan Madura, yang tercermin paling jelas dalam arsitektur hunian tradisionalnya.
Ronteg Singo Ulung: Nafas Budaya, Legenda Hidup dari Bondowoso
Kekayaan budaya Indonesia terwujud dalam berbagai macam seni tradisi yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Di tengah hiruk pikuk modernisasi, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tegak berdiri dengan salah satu warisan budayanya yang paling ikonik dan melegenda: Kesenian Ronteg Singo Ulung. Lebih dari sekadar tarian atau pertunjukan, Ronteg Singo Ulung adalah pengejawantahan sejarah lisan, nilai-nilai kearifan lokal, serta semangat masyarakat Bondowoso yang terus berjuang melestarikan identitas mereka. Kesenian ini telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, menjadikannya aset kultural yang tak ternilai harganya.
Tradisi Ulur-ulur Telaga Buret: Harmoni Budaya, Alam, dan Kearifan Lokal di Tulungagung
Tradisi Ulur-ulur Telaga Buret merupakan salah satu warisan budaya takbenda (WBTB) yang sangat khas dan sakral bagi masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Upacara adat tahunan ini adalah manifestasi konkret dari rasa syukur yang mendalam atas karunia alam, khususnya sumber air Telaga Buret yang melimpah dan tak pernah kering, bahkan di musim kemarau panjang. Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh pemerintah pada tahun 2020, tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga cerminan filosofi hidup masyarakat yang menjunjung tinggi keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan kekuatan Illahi.
Manten Kucing: Ketika Hewan Menjadi Jembatan Doa di Tengah Krisis Air Tulungagung
Tradisi Manten Kucing, atau sering diterjemahkan sebagai Pernikahan Kucing, adalah salah satu ritual adat paling unik dan mendalam yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Berpusat di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, ritual ini bukanlah sekadar pertunjukan seni budaya yang lucu, melainkan sebuah tirakat (upaya spiritual) kolektif yang ditujukan untuk memohon belas kasihan alam: meminta turunnya hujan di tengah musim kemarau yang panjang dan mengancam sektor pertanian.
Estafet Budaya di Bumi Majapahit: Festival Dalang Muda Jawa Timur 2025 dan Kebangkitan Wayang Nusantara
Jawa Timur, tanah yang kaya akan sejarah kerajaan besar Majapahit, bukan hanya gudang artefak purbakala, tetapi juga lumbung bagi tradisi seni pedalangan yang dinamis dan inovatif. Dalam rangka menyambut Hari Wayang Nasional tanggal 7 November dan Hari Wayang Dunia, Jawa Timur dengan bangga menyelenggarakan Pekan Wayang Jawa Timur.
Pagelaran Wayang dan Gamelan Nusantara, Puncak Perayaan Hari Wayang Nasional 2025 di Surakarta
Indonesia, sebuah mozaik budaya yang tak tertandingi, memiliki dua warisan agung yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan: Wayang dan Gamelan. Keduanya bukan sekadar bentuk kesenian, melainkan cerminan filosofi, sejarah, dan spiritualitas bangsa yang terus hidup dan berdenyut melintasi zaman. Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2025 yang jatuh pada tanggal 7 November, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia mengambil langkah monumental dengan menyelenggarakan Pagelaran Wayang dan Gamelan Nusantara.
Kebangkitan Sang Ratu: Tiga Hari Napak Tilas Kejayaan dalam Festival Budaya Kencono Wungu 2025
Kabupaten Jombang, sebagai salah satu simpul penting dalam sejarah peradaban Jawa, kembali mengukuhkan posisinya sebagai penjaga warisan budaya. Puncaknya terjadi di Desa Losari, Kecamatan Ploso, yang selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 8, 9, hingga 10 November 2025, menjadi panggung megah bagi perhelatan akbar Festival Budaya Kencono Wungu.
Napak Tilas Kebangkitan Tradisi “Arak Tumpeng Panca Thuk” di Desa Pakel
Di tengah gempuran modernisasi dan perubahan iklim yang kian nyata, Desa Pakel di Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali menunjukkan jati dirinya sebagai penjaga warisan leluhur dan pelestari alam. Pada hari Minggu, 9 November 2025, desa ini menjadi saksi bisu kebangkitan agung sebuah tradisi yang sarat makna spiritual dan ekologis: Arak Tumpeng Panca Thuk.
Kesenian Kentrung Tulungagung: Jejak Seni Tutur Lisan, Kisah Babad, dan Penguatan Identitas Mataraman
Kabupaten Tulungagung, yang terletak di kawasan Mataraman Jawa Timur, memiliki kekayaan seni budaya tradisional yang mendalam. Salah satu warisan seni pertunjukan lisan yang paling berharga adalah Kesenian Kentrung Tulungagung. Kesenian ini merupakan perpaduan harmonis antara seni tutur (bercerita), seni musik (tabuhan rebana dan jedor), dan seni peran (olah vokal dan gerak dalang), yang disajikan sebagai media hiburan, pendidikan, dan penjaga memori kolektif masyarakat. Kentrung Tulungagung dikenal karena kemampuannya membawakan kisah-kisah historis dan babad yang sarat makna, menjadikannya salah satu aset budaya tak benda yang penting di Jawa Timur.