Usai menjadi pengisi acara bakti sosial di Islamic Center Wonosalam kemarin Sabtu (7/4/2018), penulis melanjutkan perjalanan ke tempat wisata alam Bukit Embag. Lokasi obyek wisata Bukit Embag kurang lebih hanya 100 meter dari Islamic Center Wonosalam. Penulis cukup jalan kaki selama 5 menit sudah sampai di loket masuk Bukit Embag. Tak jauh dari loket tersebut terdapat Sungai Embag yang mengalir cukup deras di cuaca hujan ini. Jernihnya air Kali Embag sangat menggoda siapa saja yang suka melakukan olahraga air.
Masih teringat momen pertama kali wisata Bukit Embag dibuka untuk umum pada akhir Desember 2017 lalu. Saat itu Kali Embag sedang mengalirkan airnya yang jernih di cuaca terik matahari. Tapi kali ini cuaca sedang hujan seharian sehingga debit air kiriman dari hulu bercampur dengan lumpur. Penulis merasa kurang beruntung melakukan perjalanan wisata di Bukit Embag hari itu padahal kawan-kawan satu geng sudah siap beraksi semua.
Jembatan Kali Embag
Meski penulis agak kecewa karena belum bisa bermain air di Kali Embag, untungnya ada hiburan baru yang bisa mengalihkan kekecewaan. Di atas Kali Embag telah didirikan dua buah jembatan bambu untuk tempat berjalan bagi wisatawan yang enggan menceburkan diri ke aliran Sungai Embag. Sepertinya jembatan itu baru dibangun beberapa hari lalu. Hal ini terlihat dari keberadaan beberapa orang yang sedang membenahi beberapa sisi jembatan besar di bagian utara. Penulis agak ngeri juga berjalan di atas jembatan bambu yang bersuara kriyak-kriyek itu.
Payung Warna-warni
Setelah melewati jembatan Embag, penulis berjalan kaki menyusuri jalan mendaki kaki bukit Embag. Beberapa menit kemudian, penulis sampai di pintu masuk area wisata bukit embag. Pandangan penulis tertuju pada keberadaan payung warna-warni di belakang tulisan Bukit Embag. Pemandangan ini mirip dengan wisata Bale Tani dan Bukit Hijau. Entah sengaja mencontek atau memang mengikuti trend wisata kreatif, pemandangan ini terlalu umum untuk dijadikan ciri khas wisata alam Bukit Embag. Sepertinya pengelola tempat wisata Bukit Embag perlu inspirasi yang lebih banyak untuk menata lay out Bukit Embag.
Huruf China Bergantung
Payung warna-warni di Bukit Embag bukanlah satu-satunya spot foto baru. Masih ada gantungan huruf-huruf China yang disusun bergantung di puluhan pohon. Penulis tidak tahu apa arti tulisan tersebut. Hanya saja kesannya agak angker seperti jimat penangkal hantu. Mirip dengan salah satu adegan dalam film Mandarin horor tentang keluarga vampir. Tulisan itu menurut penulis hanya menambah buruk pemandangan karena tidak bersesuaian dengan konsep tempat wisata alam.
Selain dua spot foto di atas, masih ada beberapa spot foto lain yang tidak kalah menarik. Misalnya replika buah durian super besar, rumah pohon, kursi bergantung, dan warung kopi khas Bukit Embag. Khusus untuk warung kopi tersebut lumayan bagus untuk dikunjungi. Tempatnya nyaman, view-nya bagus menghadap hutan, kopinya enak dan harganya bersahabat. Secangkir kopi As-Salam dijual di Bukit Embag seharga Rp3.000. Ngopi disana bareng teman sungguh menyenangkan.
Demikian ulasan singkat The Jombang Taste tentang perkembangan terbaru obyek wisata Bukit Embag. Semoga artikel ini bisa menambah referensi Anda dalam menyusun rencana liburan ke berbagai tempat wisata di Jombang.
Tinggalkan Balasan ke Sweety Batalkan balasan